Pertandingan ini mengajarkan sepak bola dua kali 45 menit. Fokusnya harus 90 menit. Kelengahan kita berhasil dimanfaatkan Myanmar,"
Jakarta (ANTARA News) - Pelatih Tim Nasional Indonesia U-19, Indra Sjafri, menyebut kelengahan yang melanda para pemainnya di menit-menit akhir dimanfaatkan dengan baik lawan mereka, Myanmar U-19, hingga harus menelan kekalahan 1-2.

"Pertandingan ini mengajarkan sepak bola dua kali 45 menit. Fokusnya harus 90 menit. Kelengahan kita berhasil dimanfaatkan Myanmar," katanya dalam konferensi pers setelah pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu.

Kehilangan fokus di lima menit terakhir pertandingan memang membuat Timnas Indonesia melepaskan keunggulan satu gol yang mereka pertahankan hingga menit ke-87.

Keunggulan yang diperoleh lewat gol Putu Gede Juni Antara di menit kedua tambahan waktu babak pertama, dibayar tuntas oleh Myanmar lewat gol dari Shien Thura di menit ke-87 dan eksekusi penalti Nanda Kyaw di menit ke-90, yang mengubah hasil akhir menjadi 2-1 untuk kemenangan Myanmar.

Indra juga menilai hilangnya fokus anak-anak asuhannya, menyebabkan mereka gagal memanfaatkan sejumlah peluang untuk memperbesar keunggulan yang mereka peroleh sepanjang babak kedua.

"Banyak peluang yang terjadi dan seharusnya gol tetapi tidak. Beberapa kali peluang terbuang itu membuat anak-anak kehilangan kepercayaan diri dan konsentrasi," ujarnya.

Meski demikian Indra menyebutkan ia mendapatkan sedikitnya tiga pelajaran penting di balik kekalahan tersebut.

"Yang jelas kami mendapat banyak pelajaran dari laga ini, baik itu di sisi teknis, peraturan permainan, maupun dukungan para suporter," katanya.

Indra menyebutkan peraturan permainan, sebab salah satu anak asuhannya, Ichsan Kurniawan, diganjar kartu kuning kedua oleh wasit Thoriq M. Alkatiri akibat dinilai mengulur-ulur waktu saat seharusnya digantikan oleh rekannya, Zulfiandi di menit ke-48.

Di sisi lain, menyusul hasil buruk tersebut, Indra kembali meminta publik menyadari bahwa Timnas U-19 berisikan para pemain muda yang identik dengan karakter cenderung labil.

Sehingga ia meminta masyarakat tidak mengambil kesimpulan apapun dari kekalahan kali ini serta hasil imbang 1-1 di laga dua hari sebelumnya, Senin (5/5).

"Yang paling sulit dalam menangani pemain muda adalah mereka dilanda karakteristik labil. Tetapi saya bilang malam ini mereka lebih baik dari laga sebelumnya," kata dia.

"Tetap saya harus menghargai perjuangan para pemain, ada peningkatan di sana," ujar pelatih asal Sumatera Barat tersebut.

Indra memastikan hasil dua laga persahabatan melawan Myanmar akan menjadi bekal evaluasi sekaligus persiapan menjelang laga-laga uji coba selanjutnya.

Salah satu uji coba yang sudah terjadwalkan adalah melawan Liverpool U-18 pada 25 Mei 2014 mendatang di Jakarta.
(G006/I015)

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014