Jakarta (ANTARA News) - Deputi Komisioner Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mulia Siregar menilai perbankan syariah akan terkena dampak perlambatan ekonomi yang diperkirakan terjadi tahun ini dan terlihat pada triwulan I-2014 realisasi pertumbuhan ekonomi melambat 5,21 persen.

"Perbankan syariah itu dekat sekali dengan sektor riil. Melambatnya pertumbuhan ekonomi juga akan membuat pertumbuhan pembiayaan di perbankan syariah juga melambat," ujar Mulia saat diskusi dengan wartawan di Jakarta, Jumat.

Menurut Mulia, hampir seluruh portofolio industri perbankan syariah digunakan untuk membiayai sektor riil dibandingkan sektor lainnya. "Jarang (perbankan syariah) yang di instrumen keuangan karena masih terbatas," kata Mulia.

Kamis kemarin, Bank Indonesia merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi 2014 menjadi 5,1-5,5 persen dari sebelumnya 5,5-5,9 persen akibat revisi pada kinerja ekspor.

BI yang semula memperkirakan ekspor riil  tumbuh 8,1-8,5 persen, memperkirakan ekspor riil tumbuh jauh lebih rendah 1,5-1,9 persen karena melambatnya permintaan domestik, masih rendahnya harga komoditas ekspor, dan dampak penerapan UU Minerba.

BI sendiri juga kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) 7,5 persen untuk ketujuh kalinya berturut-turut.

Mulia menyatakan sepakat dengan kebijakan BI ini karena jika BI rate kembali naik maka akan berdampak negatif pada pertumbuhan industri perbankan syariah. "Kalau Bi rate dinaikkan lagi, makin repot lagi. Syukur tidak dinaikkan," kata Mulia.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014