Bandar Lampung (ANTARA News) - PT Perusahaan Gas Negara, Tbk (PGN) menyiapkan terminal gas terapung atau "Floating Storage Regasification Unit" (FSRU) di perairan Lampung untuk memenuhi kebutuhan gas alam di Lampung dan sekitarnya.

"FSRU berfungsi menampung gas alam cair atau liquefied natural gas/LNG untuk kemudian diubah menjadi elpiji/LPG yang hasilnya akan didistribusikan kepada kalangan industri, UKM, maupun rumah tangga melalui pipa darat," kata Kepala Komunikasi PGN Ridha Ababil saat meninjau FSRU di Lampung, Sabtu.

Investasi FSRU Lampung bernilai 250 juta dolar Amerika Serikat dengan kapal sewaan dari Norwegia selama 25 tahun.

Gas alam yang diolah di FSRU Lampung berasal dari Tangguh, di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Ridha berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mampu membuat harga LNG lebih kompetitif, terutama untuk kalangan industri, karena bisa dipastikan dengan teknologi pengolahan FSRU harga LNG akan lebih mahal.

"Dengan FSRU rantai distribusi LNG lebih panjang, transportasi pasti lebih mahal dibanding dengan gas pipa maka diharapkan pemerintah biaa menawarkan harga yang lebih kompetitif, kalau harga murah mereka pasti mau," katanya.

FSRU PGN Lampung yang siap beroperasi berukuran panjang 294 meter dengan lebar 46 meter serta bobot 81.900 ton.

Volume tangki LNG berkapasitas 170.000 meter kubik dengan kemampuan regasifikasi maksimal 240 juta kaki kubik per hari (mmscfd). FSRU akan mulai beroperasi Juli 2014.

Untuk pendistribusian, di Lampung telah terbangun jaringan pipa distribusi gas bumi sepanjang 90 kilometer dan akan dibangun hingga sepanjang 100 kilometer.

Sektor kelistrikan di Lampung membutuhkan gas bumi sebesar kurang lebih 30 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Di mana satu mmscfd gas bumi setara dengan 28 ribu liter BBM/hari.

Jumlah tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan pembangkit dengan kapasitas setara 4 sampai 5 Mega Watt.

Sementara untuk industri, pada tahap awal, PGN menargetkan akan menjangkau puluhan industri dengan pemakaian gas bumi mencapai 7,5 mmscfd.

"Selanjutnya akan bertambah seiring dengan pertumbuhan industri pemkaian gas bumi. Selain itu, penyaluran gas bumi ke Lampung juga merupakan percepatan konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) dengan penghematan niaya bahan bakar hingga Rp900 miliar," kata Ridha.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014