London (ANTARA News) - Organisasi niaga musik independen, Jumat, mengatakan YouTube menolak mencabut ancamannya sehubungan rencana raksasa Lembah Silikon itu untuk meluncurkan layanan streaming musik, kendati telah berlangsung negosiasi 24 jam.

Worlwide Independent Network (WIN), organisasi yang mewakili komunitas musik independen global, murka atas peringatan YouTube bahwa jejaring sosial berbagi video ini akan menghapus konten milik anggota-anggotanya, kecuali mereka tunduk pada syarat-syarat untuk layanan baru itu.

Sumber-sumber WIN kepada AFP mengatakan para pejabatnya telah menghentikan pembicaraan dengan YouTube dan telah berkata pada perusahaan milik Google tersebut bahwa mereka ingin tuntutan itu dicabut paling lambat akhir pekan ini.

Melalui sebuah rilis, Jumat, WIN mengatakan bahwa ancaman YouTube itu "tidak perlu dan tak beralasan."

Pernyataan itu menyebutkan, YouTube telah merundingkan kesepakatan-kesepakatan terpisah dengan tiga label besar --Sony, Warner dan Universal-- namun belum mencapai kesepakatan dengan label-label independen.

Satu sumber dari label-label independen, yang meminta tidak diungkapkan jati dirinya, mengatakan WIN telah memberi batas waktu 24 jam kepada YouTube untuk mencabut ancamannya itu.

Menurut WIN, kontrak-kontrak yang saat ini ditawarkan YouTube kepada label-label independen diikat oleh syarat-syarat yang "sangat tidak menguntungkan dan tidak bisa dinegosiasikan lagi."

Dalam pernyataan itu, CEO WIN Alison Wenham berkata, "Para anggota kami adalah perusahaan-perusahaan kecil yang menggantungkan diri pada berbagai arus pendapatan yang diinvestasikan untuk bakat baru."

"Mereka diminta oleh salah satu perusahaan terbesar di dunia untuk menerima kondisi-kondisi yang tak ada kaitannya dengan pangsa pasar streaming. Ini bukan cara yang adil dalam berbisnis."

Juru bicara YouTube berkata, "Kami berhasil bersepakat dengan ratusan label independen dan besar di seluruh dunia, namun kami tak mengomentari negosiasi yang tengah berlangsung."

Industri musik bergulat dengan bagaimana menghasilkan uang dari konten terdistribusi ke internet.

YouTube telah menjadi sumber online terbesar bagi musik streaming gratis, namun sejumlah laporan menunjukkan perusahaan ini berencana membuat layanan berbayar untuk bersaing langsung dengan layanan-layanan seperti Spotify, yaitu penyedia streaming berbayar yang berbasis di Swedia.

Laporan media AS menyebutkan bahwa layanan YouTube akan disebut MusicPass dan akan berbayaran sekitar 5 dolar AS per bulan (dengan iklan) atau 10 dolar AS per bulan untuk layanan dengan tanpa iklan, demikian AFP.

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014