Temuan yang paling mengejutkan adalah ada hubungan yang kuat antara usia penggunaan pertama dengan masalah tidur yang dialami di kemudian hari, tidak peduli seberapa sering mereka menggunakan ganja.
Jakarta (ANTARA News) - Penelitian terbaru yang dilakukan Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa orang-orang yang menggunakan ganja (cannabis) sebelum mencapai usia 15 tahun, dua kali lipat berisiko menderita insomnia di kemudian hari.

Para peneliti di Amerika Serikat menemukan bahwa riwayat penggunaan obat-obatan dan ganja terkait dengan peningkatan risiko kesulitan tidur.

Para peserta dalam penelitian ini, yang saat kanak-kanak sudah memakai ganja, melaporkan memiliki masalah tidur, di mana mereka harus berjuang untuk tertidur, kesulitan mempertahankan tidur, mengalami tidur yang tidak nyenyak, dan merasa mengantuk pada siang hari.

Para ilmuwan Universitas Pennsylvania di Philadelphia menemukan adanya kesamaan pada orang dewasa yang menggunakan ganja sebelum usia 15.

"Para pengguna dan mantan pengguna ganja  lebih mungkin mengalami kesulitan tidur," kata Jilesh Chheda, asisten peneliti di Universitas Pennsylvania.

"Temuan yang paling mengejutkan adalah ada hubungan yang kuat antara usia penggunaan pertama dengan masalah tidur yang dialami di kemudian hari, tidak peduli seberapa sering mereka menggunakan ganja. Orang-orang yang mulai menggunakan ganja sejak dini lebih cenderung memiliki masalah tidur ketika mereka dewasa," ujarnya.

Untuk mencapai hasil studi tersebut, para peneliti menganalisa sekelompok orang dewasa, berusia 20--59 tahun, yang terdata dalam Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional 2007--2008. Sebanyak 1.811 peserta melaporkan riwayat penggunaan narkoba atau ganja.

Riwayat penggunaan ganja dianalisa, seperti usia seseorang pertama kali mencoba ganja dan berapa kali seseorang menggunakan ganja pada bulan terakhir.

Kesulitan tidur dianggap masalah berat jika hal itu terjadi setidaknya 15 hari dalam sebulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mulai menggunakan ganja pada masa remaja dapat mempunyai risiko lebih tinggi menderita sulit tidur di kemudian hari.

Para peneliti menyimpulkan orang-orang yang mulai menggunakan obat-obat terlarang sebelumnya lebih mungkin mengalami kesulitan tidur karena alasan lain, termasuk stres.

Peneliti juga mengatakan insomnia pun dapat menjadi salah satu alasan orang memulai atau melanjutkan  penggunaan ganja.

Namun, peneliti menyarankan penggunaan obat untuk memerangi masalah tidur cenderung tidak efektif, jika orang masih mengalami insomnia.

"Semenjak penggunaan ganja dilegalkan di beberapa negara dan negara bagian di AS, maka penting untuk memahami dampak dari penggunaan ganja pada kesehatan masyarakat," kata Chheda.

Menurut National Institute on Drug Abuse, penggunaan ganja di kalangan anak muda telah meningkat sejak 2007.

Beberapa ahli telah mengaitkan kenaikan pemakaian ganja dengan meningkatnya perdebatan publik mengenai status legalitas daun candu itu. Demikian diberitakan Dailymail.
(*)


Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014