Jakarta (ANTARA News) - Hanya dua hari sebelum hari pelaksanaan Pemilu Presiden 2014, TNI menggelar apel Pengamanan Pemilu Presiden 2014 untuk menjamin keamanan seluruh Nusantara.

"Tidak usah sampai keluar negeri, panglima TNI menjamin keamanan," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, di Parkir Timur, Jakarta, Senin petang.

Sejak kemarin (6/7), personel TNI di seluruh Indonesia ada dalam status Siaga 1 dan bersiaga di pos, unit, dan kesatuan masing-masing. Status Siaga 1 itu dicabut hingga keadaan dianggap aman. "Bisa seminggu, sebulan, dua bulan… tergantung saja," kata Moeldoko.

Moeldoko memimpin apel yang diikuti 2.554 personel gabungan dari ketiga matra TNI, termasuk unsur-unsur pendukung yang jika ditotal meliputi 5.000 personel. Apel Pengamanan Pemilu Presiden 2014 di lingkungan Garnisun Tetap I/Ibukota itu hanya simbolisasi langkah pengamanan TNI di seluruh Indonesia.

Peralatan perang dan penanggulangan kerusuhan yang dimiliki TNI digelar pada apel itu, termasuk panser-panser, helikopter, hingga perlengkapan tempur pribadi personel.

Hadir dalam apel itu, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI IB Putu Dunia, dan Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal TNI Munir.

Ketiga komandan pasukan khusus TNI juga hadir, yaitu Komandan Korps Marinir TNI AL, Mayor Jenderal Marinir TNI Faridz Washington, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI AD, Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo, dan Komandan Korps Pasukan Khas TNI AU, Marsekal Muda TNI Herpin Ondeh.

Moeldoko, dalam perintah lisannya kepada pasukan peserta apel, menyatakan, "TNI siap mengamankan Pemilu Presiden 2014 dengan cara netral, tegas, dan profesional. Komando hanya dari panglima TNI, bukan yang lain."

Tentang kesatuan komando yang berasal dari dia saja itu, Moeldoko menjamin penuh. "Semua jajaran menaati perintah dari saya. Saya yang memberi perintah," katanya.

Dia juga memerintahkan prajuritnya bertindak tegas. "Dalam menjalankan tugas, jangan ragu-ragu. Selama tugas dilaksanakan secara benar, panglima TNI akan bertanggung jawab," katanya.

Pada pagi hingga siang hari, Moeldoko dan ketiga kepala staf matra TNI dan serombongan petinggi TNI meninjau langsung latihan penanggulangan teror berupa pembebasan sandera pesawat terbang, di apron Pangkalan Udara Utama TNI AU Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur.

Satu Boeing B-737-400 Skuadron Udara 17 VIP TNI AU dijadikan obyek yang harus dibebaskan puluhan personel gabungan Korps Pasukan Khas TNI AU dan Komando Pasukan Khusus TNI AD. Dengan prosedur dan disiplin tinggi, kawanan pembajak yang bermotif politik bisa digulung mereka dalam bilangan menit saja. (*)

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014