Pontianak (ANTARA News) - Kota Pontianak dan sekitarnya pada Minggu pagi diselimuti kabut asap tebal, seiring tidak turunnya hujan lebih dari tiga pekan terakhir.

Di kawasan Kota Baru Pontianak Kota, misalnya, pada pukul 05.30 WIB, jarak pandang berkisar 50 meter sampai 100 meter.

Sementara di Jalan Ampera Pontianak Kota, kabut asap terlihat lebih tebal. Jarak pandang berkisar 50 meteran.

Kondisi tersebut membuat pengemudi kendaraan menghidupkan lampu dan tidak mempercepat laju kendaraan masing-masing.

Menjelang siang, kabut asap perlahan menghilang ketika matahari semakin meninggi. Namun, bau asap masih terasa meski kabut menipis.

Selain kabut asap, air PDAM Kota Pontianak juga mulai terasa payau. "Kalau sudah kemarau, pasti seperti ini. Kabut asap, air payau," kata Lisa, warga Jalan Kesehatan, Pontianak Selatan.

Ia berharap pemerintah mampu mengantisipasi kondisi tersebut karena sudah menjadi hal rutin setiap tahun.

Sementara itu, Pemprov Kalbar mendapat bantuan satu unit helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalbar TTA Nyarong, helikopter tersebut untuk memantau kabut asap serta kebakaran lahan.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin menuturkan, cuaca kering saat ini masih terbilang normal. Namun pihaknya tetap memantau kondisi sawah yang kemungkinan mengalami kekeringan hingga puso.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014