... diadakan pertemuan mediasi antara orangtua murid dengan pihak sekolah namun tidak ada solusi... "
Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah orangtua murid kelas 12 SMAN 70 Bulungan, Jakarta Selatan, yang anaknya dikeluarkan karena diduga terlibat aksi pengeroyokan terhadap murid baru menggelar aksi solidaritas.

"Semua murid kelas 12 SMAN 70 tidak mengikuti kegiatan belajar untuk menggelar aksi solidaritas terhadap 13 murid yang dikeluarkan pihak sekolah," kata salah satu orangtua murid itu, Oki, di Jakarta Rabu.

Oki menuturkan, pihak SMAN 70 menerbitkan surat yang berisi mengeluarkan 13 murid kelas 12 karena dugaan mengeroyok saat masa orientasi murid baru.

Para orangtua murid itu mempertanyakan keputusan pihak SMAN 70 yang mengeluarkan 13 murid kelas 12 itu terlebih akan mengikuti Ujian Nasional.

Oki menganggap keputusan pihak sekolah itu merupakan bentuk tindakan intimidasi terhadap para murid.

Dia menuturkan para orangtua tidak mengetahui bentuk kekerasan dan identitas murid baru yang menjadi korban kekerasan dari senior.

Sempat diadakan pertemuan mediasi antara orangtua murid dengan pihak sekolah namun tidak ada solusi.

Pasalnya, pihak sekolah tidak dapat menunjukkan bukti peristiwa kekerasan yang dialami murid kelas 10 SMAN 70 itu.

Salah satu orangtua murid lain, May, mengaku aksi "penataran" fisik terhadap murid baru SMAN 70 saat masa orientasi sudah menjadi tradisi dan diselesaikan secara kekeluargaan.

"Saat ada masalah selalu menghadirkan saksi dan korban, namun kali ini tidak ada pengakuan korban," ujar May.

Lebih lanjut dia menyatakan, sekolah mengeluarkan keputusan secara sepihak tanpa ada pertemuan dengan para orangtua murid.

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014