... janganlah ego-ego itu terus dipertahankan, kami butuh persatuan demi prestasi... "
Incheon, Korea Selatan (ANTARA News) - Masih dengan kostum tunggang serasinya, atlet berkuda berwajah indo itu sesunggukan di pelukan suaminya, seusai bertanding di cabang berkuda nomor perorangan tunggang serasi, di Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan.

"Saya tidak puas dengan hasil ini, ini tidak maksimal," kata atlet bernama lengkap Larasati Iris Rischa, yang baru saja kebagian medali perunggu di nomor tunggang serasi alias dressage itu, Selasa.

Selepas dari pelukan sang suami, Irvan Gading, Lasarasi Gading, sang atlet senior berkuda, itu melanjutkan menjawab pertanyaan wartawan dengan mengatakan dirinya tidak mengira jadwal tampilnya dalam pertandingan selalu pada siang hari.

"Jadwal ini sangat menganggu, di sini panas sekali, kuda saya cepat sekali kelelahan, kan saya membawa kuda ini dari Jerman, karena saya berlatih di sana," ungkap wanita cantik mantan model yang menunggang kuda, Wallenstein 45, saat dia bertanding di Incheon.

Atlet kelahiran Jerman 14 November 1971, itu mengatakan, dalam pertandingan di nomor tunggang serasi, atlet tuan rumah yang merebut medali emas dan perunggu cukup diuntungkan sebagai tuan rumah.

"Ya biasalah kalau tuan rumah begitu, ini selalu terjadi di dressage," tambah Larasati.

Ketika ditanya tentang kondisi organisasi berkuda yang ada di Indonesia saat ini, Larasati mengeluhkan dengan dualisme kepemimpinan organisasi.

"Saya harap janganlah ego-ego itu terus dipertahankan, kami butuh persatuan demi prestasi," kata Larasati, yang mengeluhkan atmosfir olahraga Tanah Air yang kurang kondusif itu.

"Nanti 2018 Indonesia menjadi tuan rumah, janganlah pertengkaran terus dipelihara, jangan ada lagi dualisme demi prestasi berkuda indonesia," tambah atlet berkulit putih itu.

Pewarta: Aris Budiman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014