Jakarta (ANTARA News) - Cadangan energi panas bumi yang memiliki potensi sekitar 29.000 MW, diperkirakan termanfaatkan hanya 14.000 MW.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Abadi Poernomo di Jakarta, Selasa mengatakan, dari potensi panas bumi yang ada, pemanfaatannya diperkirakan 50 persen.

"Angka 29.000 MW merupakan potensi. Tidak seluruhnya bisa dikembangkan. Kira-kira 50 persen atau 14.000 MW yang bisa dimanfaatkan," katanya.

Namun demikian, lanjutnya, potensi 29.000 MW tersebut sebaiknya dievaluasi lagi.

"Bisa saja termanfaatkan lebih banyak lagi," katanya.

Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, pemanfaatan panas bumi memang belum sesuai target.

Selain perijinan dan lahan, pengembangan panas bumi juga terkendala cadangan yang tidak sesuai harapan.

Ia mencontohkan, berdasarkan hasil pengeboran panas bumi di Muaralaboh, Sumatera Barat, dari rencana 220 MW, hanya terealisasi 70 MW.

"Padahal, sudah menggunakan teknologi tercanggih," katanya.

Sebelumnya, Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PT PLN (Persero) Nasri Sebayang mengatakan, potensi panas bumi yang layak atau ekonomis dikembangkan saat ini hanya mencapai sekitar 6.000 MW.

Rincian proyek panas bumi yang ekonomis tersebut sudah masuk dalam program percepatan pembangunan pembangkit tahap dua.

Menurut dia, kualitas uap panas bumi juga tidak sebaik yang diperkirakan, sehingga mengurangi daya listriknya.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, terdapat 299 lokasi panas bumi dengan total potensi 28.807 MW atau sekitar 40 persen dari potensi panas bumi dunia.

Sementara, pemanfaatan energi panas bumi untuk listrik hanya 1.341 MW atau 4,6 persen dari potensi yang ada.

(K007)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014