Presiden SBY dan saya pun memiliki perhatian khusus pada generasi pembatik.
Jakarta (ANTARA News) - Ibu Negara Ani Yudhoyono merasa lega dan gembira karena menurut dia di wilayah Nusantara yang memproduksi batik, sudah terjadi regenerasi pembuat batik.

"Saya pun gembira karena regenerasi batik sudah di lakukan terutama di daerah-daerah yang memproduksi batik sejak dulu," ujar dia dalam peringatan Hari Batik Nasional di Gedung Kementerian Perindustrian Jakarta, Kamis (2/10).

Ani Yudhoyono mengemukakan bahwa wilayah yang memproduksi batik sejak dulu seperti Pekalongan, Surakarta, Yogyakarta, Sidoarjo, Tasikmalaya, Madura, serta Cirebon, sudah banyak dijumpai kaum muda yang mulai menekuni profesi sebagai perajin batik dengan aneka macam corak.

Ibu Negara kemudian bercerita bahwa dia menjumpai di beberapa wilayah Indonesia, banyak siswa-siswi SD, SMP, hingga SMA yang sudah diajari membatik.

"Presiden SBY dan saya pun memiliki perhatian khusus pada generasi pembatik ini," ujar dia.

Sejak 2010 Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara membuat lomba desain batik sekaligus melombakan proses pembatikan hingga menjadi produk jadi. Adapun kegiatan bertajuk Lomba Cipta Seni Tingkat Pelajar ini dilakukan setiap tahun dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI.

"Alhamdulilah ketika hasil desain batik tertuang dalam kain, hasilnya luar biasa bagus tidak kalah dengan hasil dari pembatik profesional," kata Ani.

Melihat kenyataan itu Ani mengungkapkan bahwa dia menjadi tidak khawatir bila suatu saat tidak ada lagi yang membatik.

Lebih lanjut Ani mengemukakan bahwa perasaan kurang bergengsi dengan berprofesi sebagai perajin batik masih menjadi masalah, karena penghasilan dari perajin batik masih belum memadai bila dibandingkan dengan pengusaha batik itu sendiri.

Perbedaan penghasilan dari pengusaha batik yang mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan perajinnya, dianggap Ani sebagai pemicu permasalahan tersebut.

"Ini yang harus dipikirkan bagaimana supaya perbedaan itu tidak terlalu jauh," pungkas Ani.

(M048)

Pewarta: Maria Rosari
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014