... rakyat di Papua tidak bangga dengan proses yang terjadi di DPR-MPR itu... "
Timika, Papua - Legislator DPRD Mimika, Papua, Wilhelmus Pigai, menilai para elit politik di Jakarta biang pemicu iklim demokrasi di Indonesia makin rusak, karena lebih memperjuangkan kepentingan kelompoknya dibanding kepentingan rakyat.

"Dari proses pemilihan pimpinan DPR maupun MPR, kita bisa menilai elit-elit politik terutama pimpinan parpol itu hanya memperjuangkan kepentingan mereka sendiri. Mereka tidak perjuangkan kepentingan rakyat Indonesia. Elit politik telah merusak dan mencoreng iklim demokrasi di Indonesia," kata Pigai, di Timika, Kamis.

Menurut dia, sangat bijaksana jika dalam pemilihan pimpinan MPR itu ditempuh musyawarah-mufakat sehingga lima unsur pimpinan MPR mewakili kepentingan Koalisi Merah Putih, Koalisi Indonesia Hebat, dan DPD.

Namun lantaran konsensus untuk musyawarah tidak tercapai maka pemilihan pimpinan MPR melalui mekanisme voting alias suara terbanyak yang akhirnya dimenangi paket Koalisi Merah Putih.

"Kami rakyat di Papua tidak bangga dengan proses yang terjadi di DPR-MPR itu. Seharusnya pemimpin itu berjiwa besar membagi kekuasaan dengan kelompok yang lain untuk bersama-sama berjuang membangun negara ini lebih baik ke depan," kata Pigai. 

Namun, kata dia, yang terjadi kan tidak demikian. "Kelompok yang satu meraup semua posisi yang ada di DPR-MPR, seolah-olah bahwa kelompok yang lain itu harus dihabisi. Ini bukan pembelajaran demokrasi yang baik kepada rakyat Indonesia," ujar dia, yang juga Ketua Komisi B DPRD Mimika itu.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014