"Monolog itu bermain sendiri, tidak ada (peran) yang lain, seperti teater. Bermonolog bisa leluasa berimajinasi," kata Inne, di Jakarta, Sabtu.
Sekalipun begitu, Inne mengatakan, bermain dalam sebuah monolog tidak bisa dikatakan mudah.
Menurutnya beberapa hal perlu disiapkan, seperti artikulasi, kepercayaan diri, dan latihan intensif.
Inne mengaku, dalam berbagai monolog yang ia mainkan seringkali memerankan karakter tokoh yang menjalani hidup tak normal, entah karena mengalami kejadian traumatis atau sebagainya.
"Kebanyakan karakter yang saya mainkan enggak seimbang, kayak Nayla ini kan dia punya kelainan yang meledak-ledak, itu karena kondisi masa kecilnya yang traumatis," kata dia.
Inne yang berencana berangkat ke Prancis tahun depan untuk melakukan monolog di sana mengaku, akan berhenti sejenak dari seni pertunjukan ini. "Barangkali tahun depan ke Prancis, meneruskan monolog yang kemaren ,"Drop". Abis itu, udah dulu, aduh monolog terus, udah tua nih," ujarnya seraya tertawa.(*)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
