Palembang (ANTARA News) - Mahasiswa Hijau Indonesia Sumatera Selatan, menyatakan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Kota Palembang dan sekitarnya beberapa hari terakhir semakin parah dan mengganggu berbagai aktivitas serta kesehatan masyarakat setempat.

"Kabut asap yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Muara Enim, dalam beberapa hari terakhir kemakin parah dan belum ada tanda-tanda akan berakhir," kata aktivis Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) Sumatera Selatan, Dedek Chaniago di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan, sebagai gambaran kondisi kabut asap seperti di dalam Kota Palembang dan Jalan Lintas Timur Sumatera antara Palembang dengan Kabupaten Ogan Ilir sangat pekat yang mengakibatkan arus lalu lintas di kawasan tersebut terutama pada pagi hari terganggu karena jarak pandangnya sekitar 10-35 meter.

Selain arus lalu lintas, banyak aktivitas masyarakat terganggu oleh kabut asap termasuk jadwal penerbangan di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang mengalami penundaan jadwal keberangkatan.

Kemudian kabut asap yang mencemari udara secara terus menerus akhir-akhir ini menyebabkan gangguan kesehatan ribuan masyarakat di daerah sumber kebakaran hutan dan lahan serta warga Kota Palembang yang mendapat kiriman asap dari sejumlah daerah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan tersebut.

"Sekarang ini banyak warga Sumsel mengeluhkan gangguan kesehatan seperti batuk dan sesak napas akibat kabut asap, untuk menghindari gangguan kesehatan itu, masyarakat yang melakukan aktivitas di luar ruangan diimbau menggunakan masker, " ujarnya.

Sebelumnya Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto, menjelaskan menghadapi bencana kabut asap yang terjadi pada puncak musim kemarau sekarang ini, pihaknya menyiapkan beberapa langkah penanggulangan di antaranya dengan melakukan operasi pemadaman titik api melalui darat dan udara.

Pemadaman melalui darat bekerja sama dengan BPBD dan petugas penanggulangan bahaya kebakaran kabupaten yang menjadi sumber titik api serta didukung personel TNI jajaran Kodam II Sriwijaya.

Sedangkan untuk melakukan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara, pihaknya melakukan pengeboman air di titik api yang sulit dijangkau tim operasi darat dengan menggunakan helikopter, ujar Yulizar.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014