Guwahati, India (ANTARA News) - Polisi India telah menangkap seorang tersangka utama yang berada di balik ledakan yang terjadi di negara bagian Bengal Barat, yang juga diyakini terlibat dalam perencanaan pembunuhan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan mengadakan kudeta di sana.

Shahnor Alom, yang ditangkap di sebuah desa di negara bagian Assam Jumat malam (5/12), adalah operator (pelaksana lapangan) dari kelompok terlarang Bangladesh yang aktif di wilayah timur India, kata seorang perwira senior intelijen India, Sabtu.

"Berdasarkan infromasi spesifik intelijen, ia (Alom) tertangkap tadi malam saat bersembunyi di rumah kerabatnya di sebuah desa di distrik Nalbari," kata petugas intelijen itu kepada Reuters. Namun, petugas itu menolak untuk disebutkan identitasnya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media.

Para pejabat keamanan India mengungkap perencanaan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Hasina pada Oktober lalu setelah dua anggota Jamaat-ul-Mujahideen Bangladesh tewas dalam sebuah ledakan saat membuat bom rakitan di Burdwan, Bengal Barat, yakni daerah yang berbatasan dengan Bangladesh.

Alom telah menjadi buronan sejak 2 Oktober.

Polisi negara bagian Assam dan Badan Investigasi Nasional India (NIA) telah memasukkan Alom ke penjara, dan dia akan disidang di pengadilan di Guwahati - kota utama Assam - Sabtu sore.

Istri Alom yang berusia 36 tahun, yang juga menjadi tersangka dengan tuduhan yang sama, ditangkap di Guwahati pada 8 November.

Jamaat-ul-Mujahideen dianggap sempat menghilang sejak pemerintah menindak keras mereka setelah kelompok itu meledakkan sekitar 500 bom secara hampir bersamaan dalam satu hari pada 2005 di sepanjang Bangladesh, termasuk di ibu kota negara itu, Dhaka.

Bangladesh, negara yang mayoritas berpenduduk Muslim, telah mengalami tiga kudeta militer utama dan puluhan pemberontakan kecil sejak meraih kemerdekaan dari Pakistan pada 1971, dalam perang yang menewaskan jutaan orang dan membuat jutaan lainnya menjadi pengungsi.

(Uu.Y012)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014