"Amandemen UUD 1945 memang ada yang baik, seperti pembatasan masa jabatan presiden dan pembentukan MK, tapi ada yang sebaliknya, seperti mengoyak MPR menjadi panggung politisi,"
Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Letjen TNI (Purn) Rais Abin meminta Presiden Joko Widodo yang nasionalis dan Pancasilais untuk melakukan pengkajian ulang UUD 1945.

"Amandemen UUD 1945 memang ada yang baik, seperti pembatasan masa jabatan presiden dan pembentukan MK, tapi ada yang sebaliknya, seperti mengoyak MPR menjadi panggung politisi," katanya di sela Mukernas 2014 LVRI di Surabaya, Kamis.

Setelah menutup Mukernas 2014 yang diikuti 102 anggota LVRI se-Indonesia itu, ia menjelaskan UUD 1945 merupakan tumpuan agung bagi LVRI.

"Tapi, demokrasi liberal yang mereformasi Batang Tubuh UUD 1945 hingga menjauh dari Pembukaan UUD 1945 adalah hal yang sulit dimaafkan, karena itu UUD 1945 harus dikaji ulang," katanya.

Didampingi para wakil ketua dan Sekjen DPP LVRI Marsekal Muda (Purn) FX Soejitno, ia mengatakan hal yang paling sulit dimaafkan itu adalah perubahan pandangan terhadap MPR.

"Para pendiri bangsa seperti Bung Hatta menilai MPR merupakan lembaga tertinggi yang mencerminkan keterwakilan anak banga, tapi MPR kini hanya jadi panggung orang parpol," katanya.

Menurut dia, MPR yang hanya terbuka untuk DPR dan DPD merupakan upaya merendahkan para pendiri bangsa yang menjadikan MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia.

"Bung Hatta sudah jelas menyebut MPR merupakan penjelmaan anak bangsa, karena itu MPR terdiri atas orang parpol, wakil daerah, dan utusan golongan yang mewakili anak bangsa," katanya.

Oleh karena itu, LVRI akan menyampaikan berbagai rekomendasi mukernas kepada pemerintah, terkhusus Presiden Jokowi, di antaranya perlunya kaji ulang UUD 1945.

"Peserta mukernas juga merekomendasikan ikhtiar maksimal terkait kesejahteraan veteran sebagaimana diatur dalam UU 15/2012. Kami mendesak peraturan pelaksana UU itu segera diwujudkan," katanya.

Dalam kesempatan itu, LVRI juga mendukung resimen mahasiswa (menwa) dihidupkan kembali untuk menumbuhkan militansi terkait ketahanan negara.

Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014