Pasuruan (ANTARA News) - Warga Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, yang biasanya menggunakan elpiji berukuran 12 kilogram mulai beralih menggunakan elpiji subsidi berukuran tiga kilogram pascakenaikan harga elpiji nonsubsidi.

"Harga elpiji 12 kg per tabung sekarang ini sudah relatif tinggi yaitu menjadi Rp138 ribu, sehingga banyak konsumen yang beralih ke elpiji tiga kilogram dengan harga Rp16 ribu," kata pemilik agen elpiji, PT Petrolindo Migas, Dwi Handono di Jalan Irian Jaya, Pasuruan, Kamis.

Ia menambahkan, permintaan elpiji tiga kilogram mulai meningkat setelah adanya kebijakan pemerintah menaikkan harga elpiji nonsubsidi 12 kilogram sebesar Rp1.500 per tabung.

"Biasanya per hari saya disediakan oleh SPBE sebanyak 6.720 atau setara dengan 12 truk yang tersebar di pangkalan Kota Pasuruan, namun kendalanya bukan dari elpijinya melainkan antrean tabung elpiji yang berada langsung di SPBE," ujarnya.

Menurutnya, antrean pengiriman tabung elpiji di SPBE terjadi ketika tabung elpiji tiga kilogram akan di distribusikan ke agen dengan menggunakan truk pengangkut elpiji.

"Truk pengangkut elpiji ini biasanya mengantre dari pukul 06.00 dan ada tiga tahap dalam mendistribusikannya ke pangkalan yang ada di Kota maupun Kabupaten Pasuruan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Kabupaten Pasuruan, Gatot Sutanto mengatakan pihaknya hanya bisa mengatur harga elpiji sebatas pada pangkalan elpiji, sementara di tingkat pengecer tidak bisa, karena tidak ada regulasinya.

"Kami sudah menentukan harga per tabung dari elpiji 12 kilogram yang naik sebesar Rp1.500 dari harga awal Rp 137 ribu, sedangkan untuk elpiji 3 kg sudah ditentukan Rp14 ribu per tabung di pangkalan," katanya.

Ia mengatakan, kenaikan harga elpiji yang cukup tinggi itu ditengarai karena ulah para pengecer yang mematok harga jual yang bisa berubah-ubah karena tidak ada regulasi yang mengaturnya.

Pewarta: Zumrotun Solichah/Laily Widya Arishandi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015