Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan terdapat 32 titik panas sebagai indikasi awal kebakaran lahan dan hutan terdeteksi Satelit Terra dan Aqua di Sumatera pada Sabtu, dan perlu diwaspadai karena 31 titik panas diantaranya terpusat di Riau.

"Data hotspot yang terbarui 8 Februari 2015 pukul 16.00 WIB menunjukkan ada 32 titik di wilayah Sumatera, di mana 31 titik berada di Riau," kata Kepala BMKG Stasiun

Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru, Minggu.

Jumlah titik panas yang terpantau juga melejit cukup tinggi karena sehari sebelumnya hanya terdeteksi delapan titik.

Dari 31 titik api yang tersebar di sejumlah kabupaten di Riau, 22 diantaranya terdeteksi di Kabupaten Bengkalis, tiga di Pelalawan, empat di Rokan Hilir dan dua di Kabupaten Siak.

Sementara itu untuk tingkat keakuratan diatas 70 persen yang menandakan keberadaan titik api, Bengkalis merupakan Kabupaten dengan jumlah titik api terbanyak, yaitu delapan titik api, dilanjutkan dengan Rokan Hilir satu titik api dan Siak dua titik api.

Cuaca Riau pada umumnya berawan, peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terjadi pada sore dan malam hari terjadi di wilayah Riau bagian Tengah dan Selatan dengan kelembaban maksimal 91 - 97 persen serta kelembaban minimal 45 - 58 persen.

Sebelumnya, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau mulai menggunakan alat khusus bernama "Karhutla Monitoring System" (KMS) untuk memantau kebakaran hutan dan lahan di berbagai kabupaten/kota pada musim kemarau ini.

"KMS yang pertama di Indonesia ini berguna untuk memantau titik api di seluruh kabupaten/kota sehingga akan lebih cepat mendeteksi sekaligus mencegah terjadinya karhutla," kata Kepala BLH Riau Yulwiriati Moesa.

Ia menjelaskan bahwa KMS sudah mulai dipasang pada 16 November 2014 di Ibu Kota Provinsi Riau dan selanjutnya juga akan dipasang di seluruh wilayah kabupaten/kota.

Sistem pendeteksian dini tersebut merupakan bantuan dari BP REDD+ Indonesia, sedangkan Pemprov Riau menyediakan perangkat keras dan infrastruktur pendukungnya.

Sampai saat ini, katanya, Riau merupakan satu-satunya provinsi yang memiliki KMS sekaligus sebagai percontohan secara nasional.

"Nanti KMS ini juga akan dipasang di kantor-kantor bupati dan wali kota di Riau. Dengan demikian, tidak ada alasan kabut asap untuk kembali datang menyelimuti Riau," katanya.

Ia mengatakan BLH Riau juga akan terus berkoordinasi dengan seluruh kepala daerah berkaitan dengan kebakaran hutan dan lahan serta bagaimana mengantisipasnya. Bagi

perusahaan yang terbukti melakukan pembakaran lahan, pihaknya akan menegur langsung dan memberikan peringatan keras.

"Jika tidak ada tindakan cepat dari perusahaan itu, sanksi berat akan menyusul," katanya.

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015