Bajawa (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan berbagai upaya guna mengantisipasi bencana akibat dampak El Nino di daerah itu.
 
"Surat dari BMKG bahwa kita mulai masuk musim kemarau sudah kami terima," kata Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Stefanus Tawar yang dihubungi dari Bajawa, Ibu Kota Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis.
 
Ia menjelaskan saat ini pihaknya sudah memproses instruksi Bupati Manggarai untuk menghadapi musim kering yang akan dikirim kepada para camat, lalu diteruskan ke pemerintah desa dan warga.
 
"Kami lagi proses juga siaga darurat musim kekeringan, kami buat SK (surat keputusan) siaga darurat dan posko siaga darurat kekeringan," ungkapnya.
 
Untuk antisipasi kekeringan di desa rawan kekeringan, kata dia, pemerintah daerah tengah membangun kerja sama dengan TNI untuk membangun sumur bor di 10 desa yang tersebar di 10 kecamatan.
 
"Biaya bangun sumur bor dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), kami lagi proses pengajuan kerja sama dengan TNI dan mereka yang bangun," katanya.
 
Ia juga mengimbau warga untuk tidak membakar lahan guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau.
 
Hal itu karena tahun 2023 terjadi beberapa peristiwa kebakaran lahan seperti di Pagal dan Kota Ruteng akibat ulah oknum warga yang membakar lahan dan tidak dapat mengendalikan api hingga berujung kebakaran lahan.
 
"Hati-hati juga masuk musim kering ini kebakaran rumah, karena sering terjadi terlebih di rumah yang pakai kayu api untuk memasak," katanya.
 
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat NTT untuk mewaspadai dampak yang ditimbulkan dari potensi angin kencang yang dapat terjadi hingga 13 Mei 2024.
 
"Waspada potensi angin kencang dan potensi dampak yang ditimbulkan," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek.
 
Ia menjelaskan, secara umum sebagian wilayah NTT telah memasuki awal musim kemarau. Pertumbuhan awan pun mulai menurun dan angin monsoon timur sudah mulai aktif.
 
Menurut dia aktifnya monsoon timur itu menyebabkan peningkatan kecepatan angin di beberapa wilayah NTT.
 
Untuk itu ia mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang yang sifatnya kering di musim kemarau. Hal itu dapat mengakibatkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan di wilayah NTT.
 
Sti berpesan agar masyarakat tidak membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarang terutama di padang sabana yang kering.
 
Sedangkan bagi para petani, ia mengingatkan untuk tidak membuka lahan baru dengan cara membakar. "Pastikan api telah padam jika telah terbakar," ucapnya.

Baca juga: Kementan perluas areal tanam di Sragen antisipasi dampak El Nino

Baca juga: Atasi dampak El Nino, Kementan kawal sistem pompa di Boyolali


 

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024