Jakarta (ANTARA News) - Putri sulung Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, menyatakan bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk menyatukan perbedaan dan berperan dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Menurut Alissa, dunia sekarang terlalu maskulin yang dicirikan dengan banyak kompetisi antarindividu, lebih mengutamakan orientasi hasil ketimbang proses dan pemikiran-pemikiran rasional.

Hal inilah, kata dia, yang bisa saja memunculkan konflik.

"Dunia terlalu maskulin. Kompetisi, orientasi hasil dan rasional itu ciri khas maskulin. Karakteristik feminin yang berorientasi pada proses, nurturing, yang bisa menjahit perbedaan yang ada," kata Alissa yang juga merupakan koordinator pusat GUSDUR-ian itu di Jakarta, Jumat.

"Tentu saja peran perempuan sangat besar dalam urusan konflik. Di situlah pentingnya peran perempuan," tambah dia.

Dia mencontohkan, salah satu perempuan Indonesia yang berhasil menciptakan perdamaian ialah Nerlian Gogali.

Lian adalah inovator yang berusaha menciptakan cara-cara baru menjauhkan agama dari koflik di Poso.

Kendati begitu, lanjut Alissa, hingga saat ini peran perempuan sebagai pembawa perdamaian belum sepenuhnya dapat berjalan karena berbagai kendala, di antaranya di tingkat publik, nilai budaya masyarakat, dan kebijakan pemerintah.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015