Jakarta (ANTARA News) - Ribuan umat Katolik merayakan Jumat Agung di Gereja Katedral sebagai rangkaian tiga Hari Suci umat Kristen sebelum Paskah pada Minggu (5/3). Jumat Agung dirayakan sebagai hari kesedihan, ratapan, puasa, dan doa.

"Misa dibagi tiga yaitu, siang, sore, dan malam. Puncak kepadatan umat terjadi tadi sore karena dihadiri lebih dari 4.500 atau melebihi kapasitas. Kalau Misa malam ini jumlah umat sudah berkurang," kata Humas Panitia Paskah Katedral, Robertus Kenji di Gereja Katedral Jakarta, Jumat malam.

Pada misa terakhir Jumat Agung, Jumat malam, dipimpin oleh Romo Toto Yulianto, Romo Andang L. Binawan, Romo Edi Mulyono, dan Romo Roy Zakaria.

Ibadah Jumat Agung dimulai dengan pembacaan Kitab Suci dan Doa menyanyikan kisah sengsara Yesus atau Passio.

Kemudian dilanjutkan Penghormatan Salib yang diawali dengan penyingkapan selubung oleh imam atas salib. Imam membuka selubung salib sambil tiga kali bernyanyi "lihatlah kayu salib, tempat penyelamat dunia tergantung". Umat menjawab "Mari, datang menyembah!" Setelah itu imam dan umat mencium kaki dari patung Yesus yang tergantung di salib.

Setelah itu dilanjutkan dengan penerimaan Sakramen Mahakudus. Lalu kisah sengsara Yesus dari Injil Yohanes dinyanyikan dalam Ibadat Jumat Agung.

Pada Paskah 2015, Katedral mengambil tema "Tiada Syukur Tanpa Peduli". Tema ini merupakan perwujudan dan pengembangan lebih lanjur Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta di tahun 2015, yaitu sebagai Tahun Syukur.

Tema tersebut mengundang umat untuk menjadi pribadi yang semakin berani berkontribusi terhadap kehidupan bersama. 

Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015