Kathmandu (ANTARA News) - Rumah sakit lapangan dari bantuan kemanusiaan RI untuk Nepal yang didirikan di Satunggal, salah satu wilayah yang terdampak parah pascagempa 7,9 SR mengguncang Nepal, akan mulai beroperasi pada Rabu.

Rumah Sakit Lapangan Indonesia Peduli Nepal (RSL IPN) telah selesai didirikan pada Selasa, dan saat ini tengah dilakukan finalisasi untuk menempatkan peralatan.

Koordinator tim kesehatan RSL IPN Letkol CKM dr Muhammad Aminuddin mengatakan meskipun relatif dekat dengan ibu kota, bantuan yang masuk ke wilayah dengan penduduk sekitar 40 ribu tersebut masih sedikit sehingga pendirian RS lapangan IPN sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Indonesia juga menjadi negara pertama yang mendirikan posko tetap di daerah tersebut.

"Selain UGD (Unit Gawat Darurat), kita juga akan melayani poliklinik umum," kata dia.

Rumah sakit berukuran 96 meter persegi tersebut memiliki tiga ruangan yang terdiri dari poliklinik di bagian depan, ruang operasi di bagian tengah dan pasca-operasi di bagian belakang.

Sepuluh dokter, termasuk spesialis ortopedi, anestesi, bedah umum, dan dokter umum, serta satu apoteker dan beberapa perawat akan bekerja di RSPL tersebut, disamping meneruskan bantuan kesehatan di Rumah Sakit Umum Kantipur.

Selain peralatan medis dan obat-obatan, RSL IPN juga memiliki meja operasi dan tempat tidur lipat yang sesuai dengan standar internasional untuk mendirikan rumah sakit darurat.

Tim juga akan dibantu tenaga medis dari Rumah Sakit Umum Kantipur yang ditunjuk pemerintah Nepal sebagai rujukan RSL IPN.

Pemimpin RSU Kantipur dr Buddhi Man Shrestha mengatakan rumah sakit seperti yang dimiliki IPN adalah kebutuhan yang mendesak di wilayah yang terdampak gempa karena klinik-klinik lokal juga rusak akibat gempa.

Sebelum RSL IPN didirikan, korban yang terluka ataupun sakit harus dibawa ke Kathmandu sehingga kadang terlambat untuk memberikan pertolongan yang memadai.

"Bantuan seperti inilah yang kami tunggu-tunggu," kata dia.

"Oleh karena itu, RSU Kantipur sangat senang untuk dapat bekerja sama dengan tim Indonesia," lanjut Shrestha.

Selain RSL, tim IPN juga akan membangun tenda pengungsi untuk mengganti tenda-tenda yang tidak layak huni.

Letak RSL IPN berada di lahan kosong dikelilingi perumahan yang masih utuh, namun sekitar 500 meter dari tempat tersebut ratusan bangunan telah rata dengan tanah dan puluhan orang belum ditemukan.

Menurut seorang warga Satunggal, Krishna Kumari (30 tahun), baru 19 jenazah yang ditemukan dengan proses evakuasi yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat.

Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015