Jakarta (ANTARA News) - Gitaris dan penyanyi B.B. King, yang membawa blues dari teras bar dan serambi belakang Delta Mississippi ke Carnegie Hall dan panggung konser-konser dunia dengan langgam khas yang ditiru oleh generasi musisi blues dan rock, meninggal dunia pada usia 89 tahun.

Peraih 15 penghargaan Grammy itu meninggal dunia di Las Vegas menurut pernyataan pengacaranya yang dikutip laman Los Angeles Times.

Dia telah berjuang melawan diabetes dalam beberapa tahun belakangan.

King memiliki ketidakmampuan bermain lead guitar sekaligus menyanyi dan dia juga tidak menguasai teknik bottleneck atau slide yang biasa dimainkan pemain gitar lainnya, tapi dia mampu mengatasi hal itu dengan menciptakan gaya unik yang membuatnya menjadi musisi blues paling berpengaruh dan dihormati.

"B.B. King  menjadi sesuatu yang universal," kata Eric Clapton kepada The Times tahun 2005.

"Ia tidak bisa dibatasi dengan genre siapapun. Itulah mengapa saya menyebutnya 'musisi global'," katanya.

King menghabiskan puluhan tahun mengasah ketrampilan yang membantunya melepaskan diri dari kemiskinan Deep South, tempat dia tumbuh di sebuah perkebunan di Mississippi sebagai anak petani bagi hasil yang kemudian juga menjadi petani bagi hasil sebelum menyanyi dan menapaki jalan keluar dari lahan kapas.

Ia penampil tak kenal lelah, yang jarang meninggalkan jejak konser lebih dari beberapa hari dalam sekali waktu.
 
Tahun 1956 ia tampil dalam 342 pertunjukan dan bahkan pada tahun-tahun terakhirnya tetap punya jadwal yang akan menguji ketahanan musisi dengan usia separuhnya.

Ia menampilkan musik dan jiwa besarnya melampaui batasan genre yang mengekang sebagian besar musisi blues, membentuk identitas internasional sebagai duta budaya kesayangan.

King berkolaborasi dengan ratusan musisi pop, yang memuncak dengan kolaborasinya dengan band Irlandia U2 tahun 1989 untuk single "When Love Comes to Town," yang membawanya menjadi pusat perhatian jutaan penggemar rock muda ketika usianya mencapai pertengahan 60an.

Berpuluh tahun sebelumnya, ketika penonton berkulit hitam kebanyakan menjauh dari mendengarkan musik blues dan lebih memilih penampil R&B dan soul seperti James Brown dan Ray Charles, karir King yang sedang lesu jadi hidup kembali ketika Rolling Stones, the Animals, Clapton, Van Morrison dan rocker berkulit putih dalam barisan British Invasion mulai melantunkan pujian untuk King dan musisi blues Amerika lain ke penggemar muda mereka.

Itu menempatkan King di depan penonton yang sepenuhnya baru, dan setelah dia membawakan lagu Lowell Fulson "The Thrill Is Gone" versinya tahun 1969, King merangkak menaiki tangga penjualan lagu nasional dan tahun 1971 meraih penghargaan Grammy pertama.

Ia telah merekam 50 album lebih — King mengatakan dia lupa hitungannya sejak lama— dan masuk Rock and Roll Hall of Fame tahun 1987.

Ia mendapat penghargaan pencapaian sepanjang hidup dari National Academy of Recording Arts and Sciences tahun 1988, Presidential Medal of Freedom tahun 1990 dan National Heritage Fellowship from the National Endowment for the Arts tahun 1991, demikian seperti dilansir laman Los Angeles Times.


Penerjemah: Maryati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015