Jakarta (ANTARA News) - PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) akan menginvestasikan dana sekitar 200 juta dolar AS setara Rp2,6 triliun untuk membangun "data center" seluas 20.000 meter per segi hingga 2020.

"Dengan data center yang mencapai 20.000 meter per segi hingga lima tahun ke depan, maka Multipolar bisa masuk dalam jajaran perusahaan data center yang terkemuka dan disegani di Tanah Air," kata Direktur Consulting & Entreprise Delivery MLPT, Halim D Mangunjudo, di Jakarta, Rabu.

Menurut Halim, untuk tahap awal MLPT melallui anak usahanya PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) pada 2015 memulai membangun data center seluas 2.000 meter per segi yang berlokasi di Cikarang dengan investasi sekitar Rp216 miliar.

"Ground breaking dijadwalkan awal Juni 2015, ditargetkan beroperasi mulai kuartal II tahun 2016," ujarnya.

Ia menjelaskan, bisnis data center di Tanah Air akan semakin berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sangat membutuhkan infrastruktur teknologi informasi secara terintegrasi.

Menurut Halim, yang membedakan data center MLPT dengan yang lainnya adalah data center MLPT dirancang dengan konsep ramah lingkungan dan hemat energi dengan tingkat keamanan pada level 7.

"Data center kami masuk kategori "Tier 4 Ready", disesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang dilengkapi layanan IT Consulting Disaster Recovery Planning (DRP), dan Disaster Recovery Center (DRC)," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur MLPT Wahyudi Chandra menuturkan perseroan terus berinovasi dalam penyediaan solusi dan layanan teknologi informasi yang menjadi kebutuhan pelanggan dengan melihat tren teknologi serta perkembangan pasar.

"Setelah data center yang di Cikarang beroperasi, selanjutnya dalam dua tahun berikutnya akan kembali dibangun di Karawaci dengan luas yang hampir sama yaitu 2.000 meter per segi" ujarnya.

Ia menambahkan, tren kebutuhan data center terus melonjak sejalan dengan beralihnya infrastruktur IT ke arah "cloud" yang didorong kebijakan industri memperkecil biaya investasi dari belanja modal (capex) menjadi belanja operasional (opex).

Dengan pengembangan data center hingga 2020 tersebut, Wahyudi pun berani menargetkan kontribusi GTN terhadap pendapatan induk usaha (MLPT) bisa mencapai 40 persen yang dipicu dari bisnis data center.

Sementara itu, Direktur Keuangan MLPT Hanny Untar mengatakan, investasi untuk membangun data center sebesar Rp216 miliar di Cikarang tersebut, merupakan bagian dari total capex MLPT 2015 yang mencapai sekitar Rp394 miliar.

Ia memerinci, alokasi untuk GTN mencapai Rp216 miliar, sebesar Rp134 miliar untuk PT Visionet Internasional, anak usaha MLPT yang bergerak pada Business Process Managed Services, dan selebihnya sekitar Rp44 miliar untuk MLPT sendiri.

"Untuk capex 2015 sudah tersedia dari dana internal. Sedangkan untuk keperluan investasi berikutnya dimungkinkan untuk dibiayai dari internal 40 persen, selebihnya 60 persen dari eksternal berupa pinjaman perbankan maupun dari mitra MLPT," ujar Untar.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015