Turisme upaya yang paling mudah (menarik investasi) karena tidak membutuhkan modal besar,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan lokasi turisme yang tersebar luas di berbagai daerah di Tanah Air dan menarik banyak wisatawan mancanegara juga harus memiliki inovasi guna mengembangkannya serta menarik investasi ke dalam daerah wisata itu.

"Turisme upaya yang paling mudah (menarik investasi) karena tidak membutuhkan modal besar," kata Jusuf Kalla saat memberikan kata sambutan dalam acara Indonesia Attractiveness Award 2015 di Jakarta, Jumat malam.

Menurut Jusuf Kalla, turisme tidak membutuhkan modal besar antara lain karena modal utamanya telah diberikan secara cuma-cuma oleh Tuhan yaitu pemandangan alam yang indah dan perilaku keramahtamahan warga di sekitar lokasi wisata.

Untuk itu, ujar dia, hal yang perlu dilakukan guna mengembangkan pariwisata adalah menemukan inovasi. Apalagi banyak spot wisata yang mungkin lazim ditemui di Indonesia tetapi sangat menarik bagi orang asing yang baru datang ke Nusantara.

"Banyak spot wisata di sini ditemukan orang asing, karena daya tarik itu berbeda-beda. Laut biru dan karang kita pikir biasa, tetapi bagi orang barat itu menarik," katanya.

Karena itu, Jusuf Kalla mengingatkan bahwa terkadang hal-hal yang sepele bagi kita ternyata dapat menarik bagi orang luar. "Jadi dibutuhkan inovasi suatu pengelolaan dan juga diperlukan promosi," katanya.

Wapres juga mengemukakan bahwa semua daerah yang menginginkan ada pertumbuhan ekonomi dan penambahan lapangan kerja tentu membutuhkan investasi dan kegiatan jasa seperti turisme. "Daerah itu harus menarik dari segi usaha dan keindahan sehingga wajar untuk dikunjungi," jelasnya.

Kalla juga mengapresiasi acara Indonesia Attractiveness Award 2015 yang memberikan penilaian kepada daerah-daerah yang dianggap menarik kepada investor, serta penilaian juga diberikan dalam mengukur pengembangan infrastruktur serta potensi pariwisatanya.

Namun demikian, Jusuf Kalla juga berseloroh bahwa dalam sejumlah pemberian penghargaan yang telah diberikan pemerintah seperti penghargaan kota terbersih untuk Adipura, dia menemukan bahwa ternyata hal paling efektif dalam mengubah daerah menjadi bersih bukanlah penghargaan terbersih tetapi penilaian terhadap yang paling kotor.

"Yang paling kotor dia akan marah dan bekerja keras untuk mengubah diri menjadi bersih, karena rasa malu kadang-kadang lebih ada manfaatnya dibandingkan kebanggaan," jelasnya.

Acara Indonesia Attractiveness Award 2015 juga dihadiri sejumlah pejabat pemerintahan di jajaran Kabinet Kerja antara lain Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015