Yogyakarta (ANTARA News) - Kesenian tradisional berupa Tari Edan-edanan, Tari Gejog Lesung, jatilan bocah dan angklung ditampilkan di Gembira Loka selama liburan Idul Fitri 1436.

Penampil kesenian tersebut dari Sanggar Seni Sari Budoyo, yang terdiri atas warga Kampung Karangsari RW 05 Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta.

"Kami tampil mulai 18 sampai 26 Juli, liburan Lebaran ini, tapi kemarin baru tari edan-edanan saja, hari ini baru komplit semuanya," kata pembina tari sanggar tersebut Sentot saat ditemui setelah menari di Gembira Loka, Minggu.

Ia mengatakan tari edan-edanan yang ditampilkan dengan durasi 23 menit itu telah dimodifikasi agar lebih menghibur pengunjung kebun binatang.

Jumlah penari tari edan-edanan, kata Sentot, berjumlah 40 orang yang dibagi menjadi dua grup. Dalam sekali penampilan, tari edan-edanan dibawakan oleh sekitar tujuh orang laki-laki dan perempuan, serta dilakukan secara bergantian.

Penari mengenakan riasan wajah putih dan merah seperti riasan badut serta untuk perempuan rambut dihias dengan bunga plastik, sedang untuk laki-laki memakai penutup kepala dan kuda-kudaan dari bambu.

"Kampung kami menang juara se-DIY untuk lomba tari kelurahan yang awalnya diadakan untuk 17-an salah satunya dengan tari edan-edanan ini. September nanti kami akan mewakili DIY ke lomba nasionalnya," kata Sentot.

Sedangkan untuk angklung, pemainnya berjumlah delapan orang masing-masing dalam dua grup, jatilan bocah terdiri atas 40 anak yang juga dibagi dalam dua grup serta tari gejog lesung yang terdiri atas 12 penari yang terbagi dalam dua grup.

Tari gejog lesung, salah satu seni tradisional dari Yogyakarta yang merupakan bentuk ucapan syukur kepada Dewi Sri atas melimpahnya panen padi itu dilakukan oleh ibu-ibu dengan durasi sekitar 20 menit.

Sentot menuturkan pihaknya melakukan latihan rutin sebelum pentas, sedangkan saat jadwal tampil tidak melakukan latihan.

"Kami latihan rutin waktu mau pentas saja, sekarang sih tidak ya. Kami menyesuaikan waktu juga dengan anggota karena mereka juga punya pekerjaan masing-masing," ujar dia.

Sementara itu, Manajer Marketing Gembira Loka Josep Kurniawan menuturkan kesenian tradisional ditampilkan selama liburan Lebaran untuk menghibur pengunjung dengan kesenian-kesenian khas Yogyakarta.

"Kami mau menghibur pengunjung dengan bekerja sama dengan Kelurahan Rejowinangun ini," kata dia.

Ia menuturkan kesenian tradisional tersebut ditampilkan setiap satu jam mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB secara bergantian di tiga titik dalam Gembira Loka, yakni Jembatan Marga Gembira, sebelah barat Mayang Tirto dan Joglo Sapi Bali.

Selama liburan Lebaran 17-26 Juli 2015, Gembira Loka memprediksikan pengunjung akan mencapai 220 ribu, meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015