Sydney (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia Tony Abbott menuduh Rusia melindungi penjahat karena memveto resolusi PBB untuk membentuk peradilan khusus kasus penembakan Malaysia Airlines MH17 di atas Ukraina tahun lalu.

Sebelas dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB mendukung resolusi yang dirancang Australia, Belgia, Malaysia, Belanda dan Ukraina itu Rabu malam waktu AS.

Rusia menjadi satu-satunya yang memveto resolusi ini, sedangkan Angola, Tiongkok dan Venezuela abstain.

Seluruh 298 penumpang dan awak Boeing 777 MH17 tewas ketika meledak di udara Ukraina dalam penerbangan rutin Amsterdam - Kuala Lumpur 17 Juli tahun lalu.

Kebanyakan yang tewas adalah warga Belanda, namun 38 di antaranya berkewarganegaraan Australia dan negeri ini menjadi pihak yang paling keras menuntut keadilan atas pelanggaran ini.

"Veto Rusia terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mendirikan peradilan guna memejahijaukan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan MH17 itu adalah memalukan," kata Abbott.

"Dengan bertindak demikian, Rusia menunjukkan benar-benar tidak menghargai hak para keluarga (korban) untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dan menyaksikan para penjahat ini diajukan ke pengadilan," sambung Abbott.

Negara-negara seperti Australia, Inggris, Prancis dan AS menuduh separatis Ukraina pro-Rusia telah menembak jatuh MH17 dengan rudal darat ke udara Buk yang dipasok Rusia.

Moskow membantahnya dan sebaliknya menyalahkan militer Ukraina.

Menjelaskan alasan veto, duta besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin menyatakan para penyelidik Rusia telah ditolak mendapatkan akses ke situs jatuhnya pesawat, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015