Jakarta (ANTARA News) - Timur Tengah dilihat sebagai potensi pasar baru bagi industri mebel dan kerajinan nasional, sehingga akan mulai digarap lebih dalam tahun ini.

"Kita mau menggarap pasar Timur Tengah karena ekonominya paling stabil di antara negara lain, meskipun potensi pasarnya tidak terlalu besar," kata Sekjen Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Amkri) Abdul Sobur di Jakarta, Selasa.

Sobur mengatakan, beberapa negara yang akan digarap industri mebel dan kerajinan nasional antara lain Dubai, Abu Dhabi, Qatar, Arab Saudi dan Kuwait, di mana selama ini jarang tersentuh oleh pengusaha Indonesia.

Pasar Timur Tengah tersebut, lanjut Sobur, diharapkan mampu menyumbang 200 juta dollar AS terhadap pencapaian ekspor nasional, yang saat ini berada pada angka 2 miliar dollar AS, sehingga angkanya mencapai 2,2 miliar dollar AS dari target 5 miliar dollar AS pada 2019.

Sementara itu, lanjut Sobur,  industri nasional juga akan menggarap pasar di Tiongkok, yang diharapkan mampu menyumbang 300 juta dollar AS terhadap nilai ekspor nasional.

Sehingga, tambahnya, nilai ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia mampu mencapai 2,5 miliar dollar AS, yang diprediksi akan mulai terlihat tiga hingga lima tahun mendatang.

Industri mebel dan kerajinan merupakan salah satu industri prioritas yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, berdaya saing global, sebagai penghasil devisa negara serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan dan didukung oleh sumber bahan baku berupa kayu, rotan maupun bambu. 

Daya saing industri mebel dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada sumber bahan baku alami yang melimpah dan berkelanjutan serta didukung oleh keragaman corak dan desain yang berciri khas lokal serta ditunjang oleh SDM yang cukup kompeten.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015