Bagi HIMKI, industri mebel dan kerajinan nasional adalah industri yang sangat penting mengingat industri ini merupakan bantalan ekonomi yang kuat pada saat kondisi ekonomi seperti saat ini
Jakarta (ANTARA) - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menegaskan komitmen untuk terus melakukan pengembangan dan penguatan industri mebel dan kerajinan nasional.

Ketua Umum HIMKI periode 2023-2026 yang baru terpilih Abdul Sobur di Jakarta, Kamis menyatakan upaya tersebut meliputi terjaminnya keberlangsungan suplai bahan baku dan penunjang, desain dan inovasi produk, peningkatan kemampuan produksi, pengembangan sumber daya manusia, promosi dan pemasaran.

Selain itu, lanjutnya, pengembangan kelembagaan agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi industri mebel dan kerajinan nasional.

"Bagi HIMKI, industri mebel dan kerajinan nasional adalah industri yang sangat penting mengingat industri ini merupakan bantalan ekonomi yang kuat pada saat kondisi ekonomi seperti saat ini," katanya melalui keterangan tertulis.

Industri mebel dan kerajinan, lanjutnya, juga menjadi jalan keluar negara dalam penyerapan tenaga kerja, sebab sampai saat ini tetap eksis dan menghasilkan devisa bagi negara di saat industri lain terkena imbas krisis, karena industri ini didukung oleh kandungan dalam negeri yang cukup besar.

Abdul Sobur menyatakan optimistis bahwa industri ini akan terus mengalami pertumbuhan. Dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki bisa dikelola dengan baik.

"Indonesia bisa menjadi leader untuk industri mebel dan kerajinan di Kawasan Regional ASEAN," katanya pada Musyawarah Nasional Ke-3 HIMKI di Jakarta. 29-31 Agustus 2023

Dengan ketersediaan bahan baku hasil hutan yang melimpah, sumber daya manusia yang terampil dalam jumlah besar, tambahnya, industri ini mestinya menjadi industri yang tangguh.

Dikatakannya, saat ini kondisi perekonomian dunia belum pulih akibat kondisi geopolitik, meskipun demikian, permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan masih terus tumbuh dengan pemasok utama China yang saat ini memimpin sebagai eksportir terbesar produk mebel dunia.

Dengan demikian, sebenarnya peluang pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan masih terbuka yang disebabkan oleh maraknya pembangunan yang diproyeksikan akan menciptakan permintaan yang cukup besar akan produk mebel dan kerajinan nasional.

Pasar AS dan Eropa adalah pasar terbesar produk mebel dan kerajinan nasional, namun demikian permintaan pasar kedua wilayah tersebut semakin menurun akibat inflasi yang sangat besar .

Kami terus berusaha untuk menembus pasar-pasar baru. Untuk mengantisipasi jika situasi semakin memburuk, kita harus memanfaatkan dan mengoptimalisasi emerging market, seperti Timur Tengah, India dan pasar Asia lainnya," katanya.

Ketua DPD HIMKI Bandung dan Priangan Anton Dwinanto menyatakan, komitmen HIMKI yang akan terus meningkatkan desain mengingat beberapa negara besar, seperti Italia memprioritaskan hal itu.

"Secara SDM para desainer yang ada di HIMKI cukup banyak dan untuk ke depan akan kami tularkan ke para anggota yang membutuhkan," katanya.

Sedangkan Ketua DPD HIMKI Semarang Raya A. Kuswidiarso menegaskan agar dapat bersaing di pasar global, perlu dilakukan restrukturisasi permesinan untuk industri mebel dan kerajinan dimana saat ini sudah merupakan suatu keharusan.

"Dengan mesin-mesin terbaru inilah yang sangat membantu dalam produksi. Untuk yang UKM-UKM kami sangat membutuhkan bantuan pemerintah dan bantuan selama ini dari pemerintah sudah membantu industri mebel dan kerajinan," katanya.

Baca juga: Menperin minta industri mebel dan kerajinan perluas pasar ekspor

Baca juga: Himki tingkatkan ekspor mebel dan kerajinan melalui Program ASE

Baca juga: Industri mebel dan kerajinan perlu manfaatkan FTA tembus pasar global

Baca juga: Himki: Peluang pasar global produk mebel dan kerajinan terbuka lebar

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023