Maiduguri, Nigeria (ANTARA News) - Tiga ledakan bom pada Minggu (Senin WIB) mengguncang Kota Maiduguri, Nigeria timur laut, yang merupakan markas dari milisi Boko Haram, kata militer, namun tidak ada laporan tentang korban dari serangan tersebut.

"Ada tiga bahan peledak sederhana yang meledak di wilayah publik Gomari dan Ajilari di Maiduguri pada sekitar pukul 19:21 atau 18.21 GMT (waktu setempat)," kata juru bicara militer Sani Usman dalam sebuah pernyataan.

Meskipun rincian peristiwa itu tidak jelas, penting untuk dicatat bahwa serangan tersebut menandakan tingginya tingkat putus asa di kubu teroris Boko Haram, katanya.

Penduduk setempat berbicara bahwa mereka mendengar setidaknya dua ledakan dalam beberapa menit secara berbarengan di wilayah padat penduduk kota bergolak itu, Binta Sugar.

"Kami mendengar suara pertama sekitar pukul 19.40 atau 18.40 GMT (waktu setempat) sesaat sebelum kami memasuki masjid untuk melaksnakan shalat," kata Musa yang tinggal di lingkungan dekat Bulunkutu tersebut.

"Saya kemudian mendengar ledakan bom terjadi di Binta Sugar dan beberapa menit kemudian, bom lain meledak di daerah yang sama," katanya.

"Ada bola api yang serius setelah ledakan kedua," kata warga setempat lainnya, Ndahi Mache.

Tidak jelas apakah ada korban, namun polisi, tentara, dan warga sipil telah mengepung daerah itu, kata para saksi.

Usman menegaskan bahwa anggota pasukan keamanan telah dikerahkan ke daerah itu dan mengatakan tentara bertekad untuk mengalahkan "teroris Boko Haram dalam waktu sesingkat mungkin".

Militer telah membuat serangkaian keberhasilan dalam melawan Boko Haram setelah Presiden Muhammadu Buhari baru-baru ini menetapkan batas waktu tiga bulan untuk melenyapkan ekstremis tersebut.

Maiduguri, ibukota negara bagian Borno dan tempat lahirnya kelompok Boko Haram, telah menjadi pusat dari pemberontakan enam tahun dari kelompok milisi garis keras itu.

Boko Haram berusaha untuk mendirikan sebuah negara Islam di wilayah timur laut Nigeria yang mayoritas Muslim.

Kelompok ini telah menewaskan sedikitnya 150 ribu orang dan lebih dari dua juta warga lainnya telah mengungsi sejak 2009.

Terlepas dari serangan bunuh diri pada sebagai sasaran empuk seperti pasar-pasar, terminal-terminal bus, dan masjid-masjid, para pemberontak juga melakukan serangan lintas perbatasan di Chad, Kamerun, dan Niger.

Sebuah kekuatan regional dari pasukan multi-nasional yang melibatkan 8.700 tentara dari Nigeria, Chad, Kamerun, Niger, dan Benin telah dikirim untuk melawan ekstrimis tersebut.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015