Abuja (ANTARA) - Presiden Nigeria Bola Tinubu pada Selasa memerintahkan investigasi menyeluruh terhadap serangan drone militer yang terjadi akhir pekan lalu di Kaduna utara dan menewaskan 85 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Itu merupakan serangan militer terkini yang menyerang warga sipil.

Militer Nigeria dukungan AS, Inggris dan sekutu-sekutunya yang non-Barat berada dalam perang berkepanjangan melawan pemberontak islamis di timur laut. Mereka melancarkan serangan udara mematikan di bagian-bagian lain negara itu.

Kaduna berjarak 163 kilometer dari ibukota Abuja dan berada di antara negara-negara bagian barat laut dan tengah utara yang bergulat melawan penculikan untuk mendapatkan uang tebusan dan pembunuhan yang dilakukan oleh geng-geng bersenjata. Daerah itu menjadi sasaran serangan udara pasukan keamanan.

Baca juga: Ledakan kilang minyak ilegal Nigeria tewaskan 37 orang

Badan Manajemen Kedaruratan Nasional pada Selasa mengatakan setidaknya 85 orang tewas akibat serangan itu dan 66 orang terluka.

Presiden Tinubu yang sedang menghadiri KTT Iklim COP28 di Dubai menyebut insiden Minggu malam di desa Rundun Biri itu sebagai insiden tak disengaja yang "sangat disayangkan, meresahkan, dan menyakitkan," kata juru bicara kepresidenan Ajuri Ngelale.

"Presiden memerintahkan investigasi menyeluruh dan mendalam terhadap insiden itu dan meminta masyarakat tenang selagi pihak berwenang memeriksa dengan teliti insiden ini," kata Ngelale.

Juru Bicara Markas Besar Pertahanan Nigeria Mayor Jenderal Edward Buba mengatakan pengamatan udara menunjukkan ada  pergerakan segerombolan orang "serupa dengan teroris" dan "ancaman itu dihilangkan (dibunuh) untuk mencegah teroris melakukan kekerasan terhadap warga sipil".

"Militer memandang setiap kematian warga sipil akibat operasi itu sebagai tragedi. Tragedi yang tidak perlu dan tidak diharapkan," kata Buba.

Baca juga: Demonstran Nigeria tentang ancaman intervensi militer di Niger

Sumber: Reuters

 

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023