Saya tidak antikritik namun saat kasus dibesar-besarkan, melebar ke mana-mana ini bisa jadi permainan ormas, LSM, dan media lokal yang menjadi alat politik
Bandung (ANTARA News) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengadu kepada Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan sering mendapatkan tekanan dari LSM, ormas, dan media massa lokal di wilayahnya. Keluhan serupa disampaikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

"Saya tidak antikritik namun saat kasus dibesar-besarkan, melebar ke mana-mana ini bisa jadi permainan ormas, LSM, dan media lokal yang menjadi alat politik," kata Bima di sela-sela Rakor Penyerapan Anggaran Jawa Barat di Bandung, Selasa.

Ia juga menyinggung surat kaleng dari ormas dan media massa lokal yang dijadikan referensi masalah hukum sehingga menimbulkan kegaduhan di daerah.

"Saat datanya valid tidak ada masalah tapi ketika data masih simpang siur ditelusuri, maka itu semacam spekulasi yang kemudian diangkat oleh media lokal, ormas, dan LSM," kata Bima.

Selain itu, dia juga mengakui ketakutan bawahannya di Pemkot Bogor untuk menggunakan anggaran.

"Jadi, para kepala dinas khawatir ada kesalahan sehingga berujung pada pemeriksaan hukum. Kadis-kadis bilang ke saya, kalau bisa semua proses di pusat saja, saking takutnya ada kesalahan," kata dia.

Wali Kota Bandung M Ridwan kepada Menko Polhukam juga mengaku mengalami tekanan dari LSM selama dua tahun menjabat pemimpin Kota Bandung.

"LSM yang kerjanya mencari nafkah dengan membuat laporan. Demonya berbayar. Dicari saja pak karena situasi ini membuat tidak nyaman bagi kami yang tengah mereformasi daerah. Mohon dibantu," ujar Ridwan.


Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015