Manokwari (ANTARA News) - Jarak pandang horizontal (visibility) di wilayah Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, memburuk atau turun sekitar 50 persen akibat asap yang menyelimuti daerah ini.

Observer Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Rendani, Manokwari, Yulianus Peterson Sinery, di Manokwari, Kamis mengatakan, jarak pandang horizontal saat ini hanya sekitar 4 kilometer.

"Dalam keadaan normal, visibility antara 8-12 kilo meter. Sekarang ini cuma empat, artinya terjadi penurunan dari kondisi normal,"kata dia.

Penebalan kabut ini, kata dia, terjadi akibat anomali cuaca serta kebarakan hutan yang terjadi di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.

Menurutnya, curah hujan yang sangat minim di daerah ini, membuat, partikel debu dan partekel garam dari permukaan laut naik ke permukaan atmosfer.

Dia menyebutkan, kondisi ini tak hanya terjadi di Manokwari, namun juga di wilayah lain di Provinsi Papua dan Papua Barat.

"Hasil pantauan stasiun BMGK di wilayah Papua dan Papua Barat menunjukan hasil yang sama, visibility turun. Di Merauke dan Timika turun masing-masing hingga 1 dan 3 kilometer," sebut Sinery.

Dia menambahkan, kondisi ini diperparah dengan adanya asap akibat kebakaran, baik di wilayah Papua maupun Papua Barat.

Sesuai pantauan citra satelit, kata dia, titik api di wilayah Provinsi Papua terlihat paling banyak di kabupaten Merauke. Sementara Papua Barat, titik api terlihat di wilayah kabupaten Fak-fak dan Bintuni.

Sinery menyebutkan, kabut ini, akan kembali normal jika, terjadi pencucian atmosfer, melalui hujan.

"Kondisi ini, tidak berpengaruh terhadap keseluruhan unsur cuaca. Ini terjadi akibat pergeseran musim yang cukup panjang dari musim kemarau ke musim hujan," kata dia.

Pewarta: Toyiban
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015