Roma (ANTARA News) - Setelah sejumlah kata-kata penuh keberanian dan start yang membesarkan hati, pelatih AC Milan Sinisa Mihajlovic terlihat memasuki perangkap yang sama seperti para pendahulunya.

Rekrutan-rekrutan baru kesulitan menyesuaikan diri, daftar pemain cedera terus bertambah, dan dihakimi oleh kekalahan 0-4 dari Napoli pada pertandingan terakhir di Liga Italia, kecenderungan Milan untuk mengatasi tanda pertama adanya masalah belum dapat diperbaiki.

Setelah tujuh pertandingan, mereka terperosok di papan tengah klasemen, posisi yang mereka huni dalam dua musim terakhir.

Juara Eropa tujuh kali itu telah kalah empat kali, gagal untuk mencetak gol pada dua pertandingan terakhirnya, dan memiliki rekor peringkat kedua terburuk dari bawah di liga, di mana hanya tim debutan Carpi yang kemasukan gol lebih banyak daripada mereka.

Mereka mengunjungi markas Torino pada Sabtu (18.45 GMT) dengan spekulasi yang telah merebak mengenai seberapa lama Mihajlovic dapat bertahan di posisinya, yang telah menelan korban dua mantan pemain favorit klub itu yakni Clarence Seedorf dan Filipo Inzaghi pada 18 bulan terakhir.

Pada pekerjaan sebelumnya, Mihajlovic terbiasa menggunakan kekuatan motivasinya untuk mengangkat Sampdoria dari tim yang berjuang menghindari degradasi menjadi salah satu kandidat peserta Liga Champions.

Ia jelas berharap trik yang sama akan berfungsi di Milan.

"Saya pikir kami merupakan subyek terlalu banyaknya naik dan turun. Kami harus menemukan solusi dan hanya dengan bekerja keras dan berbincang bersama, maka kami dapat menemukan jalan keluar dari situasi ini," ucapnya.

"Para pemain yang kami datangkan pada bursa transfer merupakan (pemain-pemain) penting, yang memerlukan waktu dari liga-liga asing dan masih muda. Mereka memerlukan waktu."

Bagaimanapun, bagi banyak pengamat, masalah Milan berakar lebih dalam.

Pada beberapa musim terakhir, kepemimpinan Milan sering terlihat seperti tanpa kemudi, memberi kepercayaan kepada para pemain muda sambil secara simultan mendatangkan pemain-pemain yang berada pada fase pertengahan atau akhir karirnya.

Para penggemar terlihat telah menyadari hal ini dan mengarahkan kemarahan mereka kepada ketua eksekutif Adriano Galliano dibanding siapapun yang menduduki kursi panas pelatih.

Penyerang Keisuke Honda menawarkan analisa yang lebih mendalam dibanding pelatihnya setelah pertandingan melawan Napoli.

"Milan telah menggunakan para pemain dalam jumlah sangat banyak pada beberapa tahun belakangan.... Terdapat banyak pesepak bola yang memainkan sepak bola internasional, dan mereka masih tidak dapat tampil ketika mereka bergabung dengan Milan," kata pemain internasional Jepang ini kepada para pewarta.

"Menatap pada beberapa tahun terakhir, saya pikir sudah jelas bahwa klub ini tidak dapat memulai kecuali menggunakan banyak uang; apakah Anda melakukan hal itu atau Anda harus memeriksa ulang struktur klub. Manajemen, pelatih, dan penggemar harus mencermati situasi ini."

"Untuk dapat mengubah klub, kita harus mengubah bagaimana semua orang mengevaluasinya, apakah para direktur, pelatih, penggemar, atau media. Jika itu tidak terjadi, maka diperlukan lima sampai sepuluh

tahun."

"Saya tahu saya akan dikritik karena pemikiran-pemikiran saya, namun mereka penting untuk masa depan klub ini. Masalah-masalah Milan sudah jelas, namun mereka selalu sama. Demikian laporan Reuters.

(Uu.H-RF/I015)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015