Dubes Tanizaki yang ditemui di Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa masalah kabut asap bukan hanya persoalan Indonesia, namun sudah menjadi persoalan di kawasan Asia Tenggara.
Oleh karena itu, dia berharap negara-negara ASEAN dapat bersama-sama menangani masalah kabut asap. Menurut dia, hal itu sangat penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa persatuan dan persahabatan di antara negara-negara Asia Tenggara memang terjaga dengan baik.
"Ya saya pikir negara-negara ASEAN harus saling membantu. Ini adalah kesempatan negara ASEAN menunjukkan solidaritasnya untuk menangkal bencana ini. Kami mengharapkan itu," kata dia.
Sejak pertengahan Juni telah terjadi pencemaran udara yang cukup parah di Indonesia dan negara sekitarnya yang disebabkan oleh kebakaran hutan besar di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
Kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan itu menyebabkan bencana kabut asap yang dibawa oleh angin musim (muson) ke Semenanjung Malaysia dan Singapura, bahkan ke selatan Thailand.
Untuk meredakan masalah kabut asap itu, beberapa negara telah mengulurkan bantuannya kepada Pemerintah Indonesia. Salah satu negara yang menunjukkan kepedulian dan memberi bantuan untuk memadamkan kebakaran dan asap adalah Jepang.
Pemerintah Jepang memberikan bantuan darurat berupa 100 botol cairan pemadam api bernama "Miracle Foam a+", yang masing-masing botolnya berisi 20 liter cairan, akan tiba di Palembang pada Sabtu (17/10) hingga Senin (19/10).
Selain itu, Pemerintah Jepang juga akan mengirimkan seorang ahli dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk membantu upaya pemadaman kebakaran dan kabut asap.
"Pemerintah Jepang berharap bahwa bantuan darurat ini dapat digunakan dengan baik dan efektif, serta bantuan ini berguna untuk meredakan bencana kabut asap ini," ujar Tanizaki.
Selain Jepang, sejumlah negara ASEAN seperti Malaysia dan Singapura pun sudah turun tangan membantu Indonesia. Pesawat-pesawat pengangkut air yang bisa memadamkan kebakaran hutan dikerahkan untuk memadamkan api.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015
