Yangon/Hinthada, Myanmar (ANTARA News) - Partai berkuasa di Myanmar, Senin, mengaku kalah pada Pemilu setelah kubu oposisi pimpinan ikon demokrasi negeri ini Aung San Suu Kyi kemungkinan menang besar.

"Kami kalah," kata ketua sementara Partai Uni Solidaritas dan Pembangunan (USDP) kepada Reuters dalam wawancara sehari setelah Pemilu bebas pertama di negara di Asia Tenggara itu dalam seperempat abad terakhir.

Komisi pemilihan umum memang belum mengumumkan satu pun hasil pemungutan suara Pemilu yang dilakukan kemarin, namun Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi bahwa dari perhitungan terpisah partainya telah memenangkan lebih dari 80 persen suara di daerah-daerah padat penduduk.

Juru bicara NLD Win Htein mengatakan di luar daerah tengah, partai yang dipimpin peraih Nobel itu sejauh ini telah memenangkan lebih dari 65 persen suara di negara bagian Mon dan Kayin. Hasil dari lima negara lainnya belum diumumkan, sambung dia.

Belum jelas benar apakah NLD akan memenangkan 2/3 suara parlemen yang dibutuhkannya buntuk membentuk pemerintah demokratis pertama Myanmar sejak awal 1960-an.

Namun status memimpin perolehan suara maka kemungkinan itu terjadi.

Pemilu nini adalah tonggak dalam perjalanan terseok-seok negara ini menuju demokrasi dari kediktatoran militer yang membuatnya menjadi negara paria begitu lama.

Pemilu ini juga menjadi momen bahwa Suu Kyi akan menikmati hasil perjuangannya setelah bertahun-tahun menjalani tahanan rumah, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015