Program Hackathon Merdeka 2.0 ini menjadi titik awal masyarakat atau komunitas TI dapat berkontribusi untuk negeri sehingga semakin banyak talenta yang peduli memecahkan permasalahan bangsa,"
Jakarta (ANTARA News) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mendukung terciptanya berbagai aplikasi melalui "Hackathon Merdeka 2.0", ajang menjaring kreativitas para "start up" (pengusaha pemula bidang digital) sekaligus dapat meningkatkan industri kreatif.

"Program Hackathon Merdeka 2.0 ini menjadi titik awal masyarakat atau komunitas TI dapat berkontribusi untuk negeri sehingga semakin banyak talenta yang peduli memecahkan permasalahan bangsa," kata Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga, di Jakarta, Senin.

Hackathon Merdeka 2.0 yang digelar pada 24 Oktober-15 November 2015 ini diikuti 1.700 peserta dari 28 kota di Indonesia dan termasuk satu kota di Sydney, Australia.

Pada babak final 15 November 2015 dari 70 aplikasi finalis, ditetapkan empat pemenang yaitu aplikasi "Kentongan" (kategori kependudukan), "Mobile Posyandu" (kategori kesehatan), "Ayo Jaga dan Lapori" juara bersama (kategori keamanan/kepolisian).

Sementara itu, Direktur Innovation and Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo menambahkan Telkom mengambil inisiatif untuk mendukung acara Hackathon Merdeka 2.0 untuk menumbuhkan industri kreatif digital di Indonesia.

Dalam program ini, Telkom yang menyediakan fasilitas serta infrastruktur di berbagai Digital Valley, Digital Lounge, Broadband Learning Center dan juga kantor-kantor Telkom yang tersebar diseluruh kota di Indonesia yang menggelar Hackaton 2.0, yaitu Bandung, Toba, Medan, Pekanbaru, Palembang, Belitung.

Selantnya, Tangerang, Depok, Bogor, Bandung, Priangan Timur, Cirebon, Banyumas, Wonosobo, Semarang, Jogja, Surabaya, Malang, Pontianak, Balikpapan, Makassar, Mamuju, Manado, Denpasar, Sumbawa, Ambon, Jayapura, Sydney.

"Telkom berupaya menumbuhkan ekosistem pengembangan inovasi digital nasional secara koheren sebagai solusi atas berbagai masalah di Indonesia. Disamping juga mengembangkan ekosistem bisnis digital dan meningkatkan dinamika ekonomi nasional melalui pengembangan ekonomi kreatif," ujar Indra.

Pengembangan bisnis digital dilakukan melalui pembinaan para pengusaha muda digital (startups) melalui pola inkubasi dan akselerasi.

Sebagai salah satu bentuk akselerasi bisnis, di Jakarta Digital Valley (Jakdiva) dilakukan mentoring dan berbagai pelatihan serta coaching dengan mengoptimalkan berbagai platform yang tersedia di Telkom Group untuk meningkatkan efisiensi dan kapabilitas produk.

Misalnya dengan memanfaatkan fasilitas cloud, analitika big data, berbagai metode pembayaran, serta pengelolaan customer.

(R017)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015