Austin, Texas (ANTARA News) - Texas pada Rabu waktu setempat telah mengeksekusi mati pria berusia 36 tahun yang terbukti bersalah telah membunuh seorang anak perempuannya dan dua anak perempuan tirinya dengan cara membakar rumah bergeraknya pada 2000.

Raphael Holiday disuntik mati di ruang eksekusi mati di Huntsville dan dinyatakan mati pukul 20.30 waktu setempat, kata seorang petugas penjara.

Dia menjadi narapidana ke-531 yang dieksekusi mati oleh Texas sejak Mahkamah Agung AS menerapkan lagi hukuman mati pada 1976. Texas menjadi negara bagian di AS yang paling sering mengeksekusi mati narapidana.

"Ya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada yang mendukung saya dan yang mencintai saya," kata si narapidana saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

Holiday terbukti membunuh Tierra Lynch (7); Jasmine DuPaul (5); dan Justice Holiday (1), di sebuah desa sekitar 160 km dari arah barat laut Houston.

Dia saat itu hidup bersama Tami Wilkerson, istrinya, sebelum menuduhnya menyerang secara seksual Tierra, kata kantor kejaksaan Texas.

Enam bulan kemudian, Holiday yang ingin rujuk kembali dengan Wilkerson, kembali ke rumah itu dan dengan menodongkan senjata memaksa nenek dari tiga gadis itu untuk menyiramkan bensin ke rumah itu yang kemudian menyala dan membakar rumah itu. Sang nenek selamat.

Setelah itu dia kabur dengan mengendarai sebuah mobil yang kemudian dipergoki polisi lalu lintas karena melanggar batas kecepatan berkendara.  Jenazah ketiga anak kecil itu  kemudian ditemukan meringkuk bersama di rumah yang sudah terbakar itu.

Mahkamah Agung menolak kasasi yang diajukan pengacara terpidana. MA juga menolak permintaan penundaan eksekusi terpidana yang diajukan pengacaranya yang beralasan ada masalah pada peradilannya, demikian Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015