Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti mengatakan masyarakat kecewa kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) karena memeriksa Ketua DPR RI Setya Novanto sebagai teradu secara tertutup.

"Sidang MKD dilakukan secara tertutup, telah mencederai lembaga MKD itu sendiri dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap DPR RI," kata Ray di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin.

Menurut Ray, dalam UU tentang MD3 dan Tata Tertib MPR mengatur sidang-sidang di MPR dilakukan secara terbuka, kecuali ada rahasia negara yang membuat sidang menjadi tertutup.

Baca : Sidang tertutup Novanto rusak kepercayaan publik

Sidang MKD yang memeriksa Novanto sebagai teradu, kata dia, mengkonfirmasi laporan Menteri ESDM Sudirman Said dan bukti rekaman percakapan yang diduga mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden.

Aktivis lembaga swadaya masyarakat ini menambahkan, pada dua kali sedang sebelumnya, memeriksa pelapor Menteri ESDM Sudirman Said dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin sebagai saksi.

"Materi pemeriksaan pada kedua sidang sebelumnya relatif sama, soal rekaman percakapan dan adanya dugaan permintaan saham," kata Ray.

Ray heran pada sidang MKD yang kali ini tertutup, padalah dua sidang sebelumnya terbuka. "Ada apa, tiba-tiba MKD melakukan sidang secara tertutup," katanya.

Ray menilai, MKD membuat perlakuan yang tidak adil kepada dua terperiksa sebelumnya dan perlakukan ini mengecewakan rakyat.

Ray juga mempertanyakan, prilaku anggota MKD yang sebelumnya menyatakan tegas akan melakukan sidang terbuka, tapi sidang malah berlangsung tertutup.

Baca : Wapres mengaku tidak tahu mengapa sidang MKD tertutup

"Ada apa dengan anggota MKD? Jangan sampai anggota DPR yang sudah mendapat amanah dari rakyat, tapi justru membohongi rakyat," kata Ray.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015