Palu (ANTARA News) - Sejumlah atlet paralayang Sulawesi Tengah siap meramaikan festival seni dan budaya terkait peristiwa alam gerhana matahari total (GMT) di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, 9 Maret 2016.

"Tiap hari sejumlah atlet yang akan ikut meramaikan GMT melaksanakan latihan yang dipusatkan di pengunungan Matantimali, Kabupaten Sigi," kata Bahar Umar, pelatih paralayang Sulteng di Palu, Selasa.

Ia mengatakan para atlet paralayang itu berlatih untuk nomor cross country (terbang jauh).

Rencananya, kata Bahar, atlet binaanya akan melakukan atraksi terbang pada saat puncak acara GMT di Desa Wayu, Kecamatan Kinovaro, Kabupaten Sigi.

Atlet Sulteng akan take off dari lokasi paralayang di Desa Wayu yang berada pada ketinggian 770 meter di atas permukaan laut dan mendarat di Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, sebagai salah satu dari beberapa lokasi tempat menyaksikan langsung GMT.

"Itu rencana kami namun hal itu sangat tergantung pada kondisi cuaca, khususnya angin harus mendukung," kata Bahar.

Biasanya atlet baru terbang kalau tiupan angin dari laut sudah muncul. Jika tidak didukung angin yang memadai, atlet akan mengalami kesulitan untuk bisa mendarat dilokasi pendaratan yang telah ditetapkan.

Apalagi, kata dia, jarak antara Desa Wayu dengan Pakuli cukup jauh sehingga atlet harus terbang pada ketinggian di atas 1.000 meter.

Ia juga menambahkan tetap koordinasi dengan penjaga menara pesawat di Bandara Mutiara Palu agar mereka mengetahui bahwa pada saat itu akan ada atlet paralayang terbang di langit Palu untuk memeriahkan GMT.

"Kita cukup menginformasikan saja dan nanti petugas penjaga menara akan sampaikan kepada pilot pesawat yang akan mendarat di Bandara Mutiara saat itu," demikian Bahar Umar.

Pewarta: Anas Masa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016