Muara Teweh (ANTARA News) - Sejumlah siswa peserta ujian nasional di SMAN 1 Kandui Kecamatan Gunung Timang Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah dijemput dari tempat tinggalnya yang terendam banjir bandang akibat meluapnya Sungai Montallat (anak Sungai Barito) dengan perahu.

"Siswa yang rumahnya terendam banjir diantar jemput untuk mengikuti UN di sekolahnya menggunakan perahu karet sekolahnya yang tidak terendam banjir," kata Camat Gunung Timang Setiazid ketika dihubungi di Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang, Senin.

Menurut Setiazid, untuk mengangkut siswa korban banjir yang ikut UN itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah Barito Utara menyiapkan dua buah perahu karet beserta personilnya, antar jemput ini hanya dilakukan bagi siswa yang tinggal di Desa Kandui ibu kota Kecamatan Gunung Timang.

"Kegiatan ini untuk membantu siswa agar tetap mengikuti UN, meski tempat tinggalnya terendam banjir," katanya.

Banjir bandang yang terjadi sejak Minggu (3/4) siang itu, kini mulai surut namun sejumlah desa yang berada di pinggiran Sungai Montallat masih terendam banjir di antaranya Desa Kandui, Majangkan, Payang Ara dan Jaman masih terendam banjir sekitar 1-1,5 meter.

Sedangkan sejumlah desa lainnya di wilayah hulu seperti Tongka, Pelari, Siwau dan Sangkorang ketinggian banjir sudah surut namun akses jalan menuju desa tersebut masih terendam banjir sekitar 0,5 meter.

"Saat ini kami belum menerima laporan adanya korban jiwa maupun harta lainnya akibat banjir bandang itu," kata Camat Setiazid

Banjir juga merendam ruas jalan negara Muara Teweh-Banjarmasin kilometer 60, ada tiga titik dengan ketinggian bervariasi antara 50cm sampai 70cm. Saat ini kendaraan seperti sepeda motor dan mobil rendah masih tidak bisa melewati kawasan banjir tersebut dan pengguna sepeda motor dibantu menggunakan gerobak untuk melewati banjir.

Sementara Kepala Sekolah SMAN 1 Gunung Timang, Rinduan mengatakan meski sejumlah siswa yang ikut UN di sekolahnya tempat tinggal dan desanya terendam banjir, namun semua peserta UN hadir pada ujian hari pertama yakni diikuti 90 orang siswa.

"UN di sekolah kami masih berbasis kertas atau paper based test (PBT) dan pada pelaksanan hari pertama berjalan lancar karena semua soal cukup," katanya.

Pewarta: Kasriadi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016