Palembang (ANTARA News) - Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat hingga 7 April 2016 sudah mencapai Rp31 triliun atau 25,8 persen dari target oleh lembaga penyalur KUR pada 2016 sebesar Rp120 triliun, menurut pejabat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin.

"Di triwulan selanjutnya, sesuai tren tahun-tahun sebelumnya, realisasi bisa tumbuh lebih cepat," kata Deputi Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter Kemenko Perekonomian Bobby Hamzah Rafinus dalam diskusi bertajuk "Diseminasi dan Implementasi Kebijakan Perekonomian Nasional dan Klinik Bisnis Wilayah Barat" di Palembang, Sumatera Selatan.

Menurut Bobby, permintaan KUR dari nasabah di tiga triwulan mendatang akan lebih tinggi.

Hal itu, kata dia, tidak lepas dari manfaat perbaikan iklim usaha dan bisnis hasil kebijakan deregulasi, serta peningkatan konsumsi masyarakat.

Peningkatan permintaan itu juga, lanjutnya, dipicu oleh subsidi bunga dari pemerintah yang membuat bunga kredit KUR turun ke 9 persen pada 2016, dari 12 persen di 2015.

"Subsidi bunga 9 persen itu sudah terealisasi, silakan tanya bank-bank (bank penyalur KUR), bukan wacana," katanya.

Untuk mendukung subsidi bunga 9 persen, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp10,4 triliun dalam APBN 2016. Dengan alokasi subsidi bunga itu, target penyaluran KUR oleh lembaga penyalur sebesar Rp120 triliun.

Bobby memperkirakan target penyaluran KUR itu bisa terealisasi bahkan sebelum akhir tahun.

Namun, kata dia, pemerintah belum berencana menambah alokasi subsidi bunga KUR pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2016, karena terlalu berisiko memperlebar defisit anggaran yang dijaga sebesar 2,15 persen dari Produk Domestik Bruto.

Bobby melihat pertumbuhan penyaluran KUR ke depannya juga akan dipicu oleh perluasan lembaga penyalur KUR, yang sebelumnya hanya dikuasai oleh segelintir perbankan. Kini, lembaga pembiayaan dan koperasi juga dapat menjadi penyalur KUR.

Hingga 18 April ini, kata Bobby, ada empat perusahaan pembiayaan yang sedang menyelesaikan proses administrasi untuk menjadi penyalur KUR.

Proses administrasi itu adalah mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan, memiliki sistem informasi yang terhubung ke lembaga penjamin KUR, serta memiliki sarana Sistem Kredit Informasi Program (SKIP).

Sedangkan realisasi KUR hingga April ini disalurkan oleh enam bank yakni, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Sinarmas, Bank Maybank, Bank Pembangunan Kalimantan Barat dan Bank Pembangunan NTT.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Edy Putra Irawady di kesempatan yang sama, mengatakan pemerintah juga ingin memeratakan penyaluran KUR ke seluruh wilayah Indonesia.

Menurut data statistik Kemenko Perekonomian hingga akhir Maret 2016, realisasi KUR paling banyak di Jawa Tengah sebesar Rp6 triliun, Jawa Timur sebesar Rp5 triliun dan Jawa Barat Rp4,5 triliun.

Sementara penyaluran KUR untuk wilayah Sumatera paling tinggi berada di Sumatera Utara dengan realisasi Rp1,1 triliun. Sementara di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara, realisasi KUR rata-rata masih berada di bawah Rp1 triliun. Hanya realisasi Sulawesi Selatan yang melebihi Rp1 triliun, yakni Rp2,6 triliun.

Sedangkan realisasi KUR untuk Bali hingga akhir Maret 2016 sebesar Rp1,6 triliun.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016