Colombo (ANTARA News) - Srilanka membentuk sebuah panel khusus untuk mengejar warga negaranya yang namanya masuk dokumen Panama Papers yang mengungkapkan pengemplangan pajak skala global.

Pemerintah yang baru naik kekuasaan Januari tahun lalu dengan janji memberantas korupsi, menuduh mantan presiden Mahinda Rajapakse dan keluarganya telah menghisap miliaran dolar AS selama satu dekade berkuasa. Rajapakse membantah tudingan ini.

Pemerintah baru Srilanka juga menyelidiki utang asing luar biasa besar semaca rezim Rajapakse. Pekan lalu Colombo mendapat suntikan dana talangan IMF sebesar 1,5 miliar dolar AS demi menstabilkan neraca pembayarannya.

Menteri Keuangan Ravi Karunanayake mengatakan Colombo akan menyelidiki "semua dan setiap warga Srilanka" yang nama-namanya kemungkinan bakal diketahui masyarakat luas begitu semua dokumen Panama Papers dibocorkan ke publik pada 9 Mei.

Dia menuduh pemerintah sebelumnya gagal menyelidiki 49 warga Srinlanka yang namanya muncul pada penyelidikan jurnalistik 2013 bernama "Offshore Leaks" oleh Konsorsium Wartawan Investigatif Internasional (ICIJ) yang juga berada di balik Panama Papers.

"Panel kita akan mempelajari nama-nama yang akan muncul dalam Panama Papers selain yang sudah disebut dalam Offshore Leaks," kata Karunanayake kepada wartawan di Colombo.

Panama Papers telah menjadi skandal global yang memicu rangkaian penyelidikan dan pengunduran diri.

Sekitar 11,5 juta bocoran dokumen dari firma hukum Panama Mossack Fonseca telah menyingkapkan pemanfaatan dalam skala besar-besaran entitas-entitas offshore untuk menyembunyikan asset dari kejaran otoritas pajak, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016