Sarikamis, Turki (ANTARA News) - Pihak berwenang Turki mengenali jasad 13 orang dari dua keluarga, yang tewas setelah truk membawa lebih dari 15 ton peledak meletus pekan lalu di desa berpenduduk sebagian besar warga Kurdi di bagian tenggara negara tersebut.

Dengan demikian, korban tewas bertambah menjadi 16 orang akibat ledakan pada 12 Mei di Sarikamis, di luar kota Diyarbakir.

Kekerasan melanda kawasan tersebut sejak bentrokan petempur Partai Pekerja Kurdi (PKK) dengan pasukan keamanan pemerintah kembali meletus pada 2015.

Kekuatan ledakan itu, yang menimbulkan lubang besar di tanah, begitu hebat sehingga jasad korban hancur dan pihak berwajib melakukan uji DNA terhadap bagian tubuh serta mencocokkannya dengan anggota keluarga untuk memastikan jati dirinya, kata pejabat setempat.

Ke-13 korban di desa berpenduduk 200 jiwa itu awalnya dinyatakan hilang, kata mereka, sementara 23 orang lainnya terluka dalam ledakan tersebut.

"Ini adalah pembantaian, serangan melawan seluruh Turki," kata Menteri Dalam Negeri Efkan Ala yang menghadiri pemakaman mereka di Sarikamis pada Selasa.

Wanita menangis saat warga pria berbaris untuk salat jenazah.

"Kami mengecam terorisme," kata satu kelompok berteriak.

Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa mengelompokkan PKK sebagai organisasi teroris, namun kelompok tersebut mendapatkan dukungan akar rumput di kawasan itu.

PKK, yang menginginkan otonomi, melanggar gencatan senjata selama dua tahun pada Juli 2015 dan mengobarkan kembali perlawanan terhadap pemerintah yang sudah dimulai sejak 1984 dan menewaskan 40 ribu orang, terutama suku Kurdi.

Sejak Juli, ratusan polisi, tentara dan militan tewas. Partai-partai politik oposisi memperkirakan bahwa antara 500 hingga 1.000 warga sipil juga tewas.

Turki menghadapi kritik UE dan PBB atas parahnya gerakan menumpas PKK dan jatuhnya korban di kalangan warga.

Ledakan di Sarikamis terjadi setelah petempur PKK mengisi truk curian dengan bahan peledak, dan ingin menyimpan kendaraan itu untuk serangan selanjutnya di desa tersebut, kata sumber keamanan.

Belum jelas apa yang menyebabkan ledakan.

Para pejabat awalnya mengatakan truk itu meledak saat militan memasukkan bahan peledak dan mereka berniat menggunakannya untuk menyerang pasukan keamanan, demikian Reuters melaporkan.

(B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016