Teheran (ANTARA News) - Sosok ulama garis keras anti-Barat pada Selasa terpilih menjadi ketua Dewan Pakar Iran. Dewan tersebut berwenang memilih pemimpin tertinggi.

Reuters melaporkan, Ahmad Jannati (90) adalah pengritik keras Presiden Hassan Rouhani dan kebijakannya untuk memulihkan hubungan dengan negara Barat.

Dewan dengan anggota 88 orang itu, yang sebagian besar ulama terkemuka, berwenang memilih pemimpin tertinggi pengganti Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei (77), yang dikabarkan sakit-sakitan.

Pemimpin Agung adalah pemegang kekuasaan tertinggi di Iran, yang berhak memutuskan semua urusan negara, termasuk politik luar negeri.

Sosok itu adalah komandan tertinggi pasukan bersenjata dan berwenang memilih kepala lembaga peradilan dan kantor berita negara.

Jika dibandingkan dengan presiden, Pemimpin Agung jauh lebih berkuasa.

Dalam surat untuk Dewan Pakar, Khamenei meminta anggota baru "menjadi garda identitas Islam dan revolusioner" Iran serta memperhatikan "watak pribadi dan politik calon Pemimpin Agung".

Keterpilihan Jannati, yang memperoleh 51 suara dalam pemungutan suara, sebagai ketua Dewan Pakar merupakan hal mengejutkan bagi para pemilih Iran yang pada Februari lalu berhasil mengalahkan tokoh-tokoh garis keras untuk menduduki kursi di dewan tersebut.

Jannati juga kepala Dewan Garda, yang sebelum pemilihan umum mendiskualifikasi sebagian besar tokoh reformis dan moderat ternama untuk maju sebagai calon pejabat negara.

Di lingkaran ulama garis keras, Jannati bahkan juga dikenal lebih radikal dalam opininya terkait hubungan Iran dengan negara-negara Barat. Dia menuding Barat dengan sengaja menciptakan Al Qaeda dan menyebut pasukan Amerika Serikat di Irak sebagai "serigala haus darah".

Rouhani dan sekutu utamanya, mantan presiden Akbar Hashemi Rafsanjani, adalah juga anggota dewan pakar.

(UU.G005/B/G005/B/B002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016