Jakarta (ANTARA News) - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini memprediksi persaingan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI 2017 akan sangat kompetitif karena gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memutuskan maju secara independen.

"Partai tidak akan main-main dalam mengusung calon karena yang dihadapi adalah petahana yang punya elektabilitas tinggi. Dalam hal ini, partai harus berhati-hati memilih calon yang paling mendekati kemampuan pak Ahok," ujarnya saat ditemui di sela-sela seminar nasional persiapan pilkada serentak 2017 yang diadakan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, tingginya elektabilitas Ahok dipengaruhi tiga aspek yaitu kinerja sebagai kepala daerah, terobosan-terobosan kebijakan, serta popularitas.

Karena itu, partai politik harus jeli memilih calon tandingan yang mampu menyaingi Ahok dalam tiga aspek tersebut.

Langkah Ahok maju sebagai calon dari jalur independen tidak hanya menjadikan Pilkada DKI sebagai isu nasional namun juga diperkirakan akan diikuti oleh calon kepala daerah lain.

"Dia pasti akan jadi inspirasi (bagi calon) di daerah lain. Pertanyaannya, apakah orang yang mengambil langkah sama seperti Ahok memiliki kualitas dan karakter sama dengannya atau tidak," ungkap Titi.

Melalui gerakan relawan Teman Ahok, Basuki dan calon wakilnya Heru Budi Hartono telah memperoleh dukungan dari warga Jakarta dalam bentuk pengumpulan KTP sejumlah 913.747 lembar.

Jumlah tersebut mendekati angka yang disepakati oleh Basuki dan relawan Teman Ahok, yaitu satu juta KTP, untuk maju secara independen.

Angka tersebut berjumlah lebih banyak dari yang diminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) yaitu minimal 532.000 KTP untuk calon dari jalur perseorangan.

Calon pemimpin DKI Jakarta jalur independen dijadwalkan untuk menyerahkan berkas dukungan kepada KPU Agustus mendatang.

Setelah verifikasi, baik calon dari partai politik maupun calon jalur perseorangan akan mendaftar pada 19-21 September.

Setelah itu, kampanye berlangsung mulai dari Oktober 2016 hingga H-3 pilkada pada Februari 2017.

Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016