Yerusalem (ANTARA News) – Israel pertengahan pekan ini membebaskan seorang ekstremis Yahudi setelah 10 bulan ditahan tanpa persidangan. Biasanya penahanan panjang tanpa persidangan diberlakukan Israel terhadap warga Palestina.

AFP melaporkan ekstremis Meir Ettinger (24) dan beberapa lainnya ditangkap oleh aparat Israel tahun lalu setelah aksi pembakaran sebuah rumah di wilayah pendudukan Tepi Barat yang menewaskan seorang balita Palestina dan orang tuanya.

Ettinger tidak terlibat langsung dalam aksi pembakaran itu, namun dia dituding sebagai tokoh penting di balik gelombang serangkaian tindak kejahatan bermotif nasionalisme yang mengincar warga Palestina dan Kristen di Israel.

Dia dibebaskan dari penjara Eshel di Kota Beersheba sedangkan para tersangka lainnya sudah lebih dulu dibebaskan, ujar seorang juru bicara Israel Prisons Service.  

Badan keamanan dalam negeri Shin Bet, yang memerintahkan penahanannya, membenarkan bahwa periode penahanan aEttinger selama 10 bulan merupakan penahanan paling lama yang dijalani warga Yahudi. 

Pembebasan itu berdasarkan sejumlah persyaratan, ujar juru bicara Shin Bet kepada AFP. 

Dia akan dilarang mengunjungi wilayah pendudukan Tepi Barat selama setahun dan Jerusalem selama enam bulan.

Selain itu, Ettinger dikenakan jam malam selama empat bulan dan dilarang menghubungi hampir 100 tokoh ekstremis selama enam bulan ke depan.

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016