Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memacu industri batu mulia dan perhiasan asal Indonesia untuk berkembang hingga mampu menembus pasar internasional.

“Untuk itu, Kemenperin tengah berupaya meningkatkan pengembangan industri batu mulia dan perhiasan asal Indonesia agar dapat diterima di pasar internasional,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Euis Saedah lewat siaran pers di Jakarta, Senin.

Menurut Euis, sektor yang berbasis IKM ini memiliki kemampuan dan potensi untuk lebih dikembangkan dan ditingkatkan produksinya, karena hampir semua provinsi di Indonesia terdapat sumber bahan batu mulia dan perhiasan yang memiliki ciri khas sesuai daerah masing-masing.

"Sehingga batu mulia dan perhiasan telah mengakar dalam budaya kita sejak dulu," ujarnya.

Hingga 2013, IKM batu mulia dan perhiasan tercatat 40.774 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 114.628 orang dan nilai ekspor mencapai 78,93 juta dollar AS.

Di samping itu, batu mulia yang selalu dirangkai dengan perhiasan emas dan perak sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat di Indonesia baik dari kalangan bawah, menengah hingga atas.

Sementara itu, berdasarkan data Tahun 2015, jumlah perusahaan yang bergerak pada industri perhiasan mencapai 36.636 unit dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 332.802 orang dengan nilai produksi sebesar Rp11,15 triliun.

Bahkan dengan kondisi ekonomi dunia saat ini yang belum stabil, tidak berpengaruh besar terhadap permintaan ekspor perhiasan di Indonesia.

Itu terlihat dari nilai ekspor perhiasan dan permata sebagai komoditi yang terus memberikan nilai positif pada nilai ekspor non migas setiap bulannya.

"Pada Maret 2015, nilai ekspor perhiasan dan permata mencapai 538,4 juta dollar AS atau meningkat sebesar 24,15 persen dibandingkanFebruari 2015," tuturnya.

Euis juga menegaskan, pihaknya terus melakukan upaya pemberdayaan IKM yang telah terbukti mampu bertahan di tengah krisis ekonomi, menyerap banyak tenaga kerja, serta mampu sebagai penunjang dan pemerataan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang mandiri.

Hingga tahun 2014, jumlah IKM mencapai 3,5 juta unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 9 juta orang. "Dari jumlah IKM tersebut, nilai investasi mencapai Rp34,94 triliun dan nilai ekspor sebesar 19,6 miliar dollar AS atau 11,14 persen dari total ekspor industri non-migas," paparnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016