Los Angeles (ANTARA News) - Seorang pria Inggris berusia 19 tahun pada Senin (20/6) didakwa karena berusaha merampas pistol petugas kepolisian saat kampanye Donald Trump dalam upaya untuk membunuh bakal calon presiden dari Partai Republik itu.

Menurut gugatan yang diajukan di pengadilan federal di Nevada, Michael Sandford berusaha melucuti senjata petugas saat kampanye Sabtu di Mystere Theatre sebelum dapat dilumpuhkan.

Gugatan itu menyebutkan bahwa pria muda tersebut mengatakan kepada agen Dinas Rahasia setelah penangkapannya bahwa ia pergi ke Las Vegas dari California "untuk membunuh Trump" dan sehari sebelumnya telah belajar cara menembak.

"Sandford mengakui bahwa ia hanya akan bisa menembak satu sampai dua kali dan menyatakan dia yakin penegak hukum akan membunuhnya dalam upayaa membunuh Trump" menurut dokumen gugatan.

Surat gugatan itu juga menyebutkan bahwa Sandford mengatakan kepada penyidik dia telah membeli tiket untuk mengikuti kampanye di Phoenix, tempat dia "akan kembali berusaha membunuh Trump" jika rencananya di Las Vegas gagal.

Kantor jaksa penuntut menyatakan Sandford diperintahkan ditahan tanpa jaminan karena dia dianggap berbahaya dan mewakili risiko.

Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris "menyediakan dukungan" dalam perkara ini menurut juru bicaranya.


"Akan coba lagi"

Dokumen gugatan menyebutkan Sandford memberitahu penyidik bahwa dia sudah berada di Amerika Serikat selama 18 bulan, dan tinggal di Hoboken, New Jersey, sebelum melakukan perjalanan ke California.

Menurut gugatan, Sandford memberitahu penyidik bahwa dia menyasar pistol petugas Ameel Jacob karena senjatanya dalam posisi tidak terkunci dan itu akan memudahkannya menjangkau senjatanya dalam kampanye yang para hadirinnya harus masuk melewati alat pendeteksi logam.

"Sandford lebih lanjut menyatakan bahwa jika dia berada di jalanan, dia akan mencobanya lagi," kata dokumen gugatan yang dikutip kantor berita AFP.

Disebutkan pula bahwa Sandford memberitahu agen Dinas Rahasia bahwa dia sudah merencanakan pembunuhan Trump sejak sekitar setahun lalu dan akhirnya memutuskan untuk bertindak pada Sabtu, saat "dia akhirnya merasa percaya diri akan melakukannya."

Penangkapannya terjadi di tengah kampanye pemilihan presiden terburuk yang didominasi retorika keras dengan Trump memukul kaum Muslim, Meksiko dan kelompok-kelompok lain.

Sandford akan muncul di pengadilan untuk sidang awal pada 5 Juli. Dia menghadapi hukuman penjara lebih dari 10 tahun dan denda 250.000 dolar AS jika terbukti bersalah "melakukan tindakan kekerasan di area terbatas."


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016