Moskow (ANTARA) - Pemerintah Inggris tidak melihat adanya ancaman terhadap keberadaan kemitraan pertahanan AUKUS antara Australia, Amerika Serikat, dan Inggris, jika mantan Presiden AS Donald Trump terpilih kembali, kata Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron pada Jumat.

Cameron menambahkan bahwa London akan bekerja sama dengan "siapa pun yang akan menjadi presiden."

"Apa yang akan kami lakukan, saya yakin Pemerintah Australia akan melakukannya, yaitu bekerja sama dengan siapa pun yang akan menjadi presiden," kata Cameron pada konferensi pers di Adelaide.

Menlu Inggris itu mengatakan bahwa "terserah kepada Amerika, siapa yang mereka pilih sebagai presidennya," dan menambahkan bahwa penting untuk tidak "melibatkan diri Anda dalam pemilu di negara lain."

"Yang ingin saya katakan adalah, apa pun hubungan yang kita bicarakan, di bagian mana pun kita terlibat… semua hal itu, menurut saya, siapa pun presidennya, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mendapatkan aliansi, mendapatkan proyek tersebut ke dalam bentuk terbaiknya," ucap Cameron.

Pada September 2021, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat mengumumkan kemitraan pertahanan trilateral baru, yang disebut AUKUS.

Pilar pertama kemitraan ini menyangkut pembuatan armada kapal selam nuklir Australia yang menggunakan teknologi AS dan Inggris.

Pilar kedua melibatkan pengembangan berbagai teknologi, termasuk robotika bawah air, elektronik kuantum, keamanan siber dan kemampuan peperangan elektronik, senjata supersonik, serta mekanisme pertahanan terhadap teknologi tersebut.

Sementara pemilihan presiden berikutnya di AS dijadwalkan pada November.

Sumber: Sputnik
Baca juga: PM Selandia Baru tolak ambil bagian dalam nuklir AUKUS
Baca juga: Putin sebut ada kemungkinan AUKUS integrasi dengan NATO
Baca juga: AS sebut pintu terbuka bagi Selandia Baru untuk bergabung AUKUS

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024